KBA Rawajati, Oase di tengah Hutan Beton Ibu kota

Sekitar tahun 2002 sampai dengan tahun 2004, saya sempat tinggal cukup lama di Perumahan DPRI RI Kalibata, Jakarta Selatan. Saat itu saya menemani kakek dan nenek saya di Jakarta.

Selama tiga tahun tinggal di Kalibata, saya tak pernah mendengar bahwa ada kampung yang sudah diberitakan BBC ke 33 negara karena upaya untuk menghijaukan kampung di tengah kota.

Kampung hijau itu kini dikenal dengan Kampung Berseri Astra Rawajati. Kampung Rawajati ini berada di Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Tepatnya ada di belakang Kalibata Mal.

Kampung Hijau di Tengah Kota

KBA Rawajati

Ternyata bukan hanya saya saja yang tak mengenal kabar KBA Rawajati. Beberapa teman saya yang tinggal di sekitar Jakarta Selatan pun malah baru mendengar upaya ibu-ibu PKK untuk menghijaukan kampungnya.

Sosok Perempuan Inspiratif dibalik KBA Rawajati

Gerakan penghijaun kampung Rawajati ini ternyata dimotori oleh sosok perempuan yang keibuan. Saya beruntung bisa langsung bertemu dengan ibu Ninik Nuryanto.

Ibu Ninik Nuryanto

Meskipun saat ini sudah didelegasikan kepada pelanjut lainnya ibu Silvia yang juga turut hadir saat itu. Ibu Ninik berhasil mengubah kampung yang kotor dan kumuh menjadi kampung hijau dan contoh bagi kampung-kampung lainnya di Jakarta.

Upaya selama 17 tahun menghijaukan Kampung Rawajati ini tak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Usahanya tersebut bahkan kini diganjar sebagai Kampung Proklim dari KLHK.

Pepohonan rindang tumbuh di mana-mana. Bahkan ada sebuah jalan dekat bank sampah Rawajati yang membentuk sebuah kanopi alami. Udara segar pun bisa dapat dihirup dengan mudah di Kampung Rawajati ini.

Upaya warga menjaga lingkungan

Suasana asri KBA Rawajati

Hal itu sejalan dengan pengukuran kadar oksigen di KBA Rawajati yang menjadi salah satu indikator penilaian Kampung Proklim. Sebuah prestasi yang tentunya tidak bisa asal-asalan untuk memenuhi semua persyaratannya.

Suasana lingkungan KBA Rawajati mengingatkan saya dengan suasana kampung-kampung di Taman Sari dan Kauman, Yogyakarta. Warganya setiap hari, atas kesadaran sendiri membersihkan lingkungannya.

Begitu pula yang saya saksikan di KBA Rawajati. Hampir setiap rumah memiliki tanaman di depan rumahnya. Selain itu juga yang paling mencolok adalah kantong sampah berwarna biru muda.

Kantong Sampah kering dan tong sampah khusus sampah basah di depan salah satu rumah warga di RW 3 Rawajati

Kantong sampah itulah yang dijadikan warga sebagai tempat untuk menyetorkan sampah-sampah yang dapat didaur ulang di Bank Sampah KBA Rawajati.

Bank Sampah KBA Rawajati Menjadi Teladan

Lokasi bank sampah yang terletak di Jalan Zeni AD 4, depan Masjid Hizbul Wathon ini memang agak tersembunyi. Namun, saya bisa melihat dengan jelas gapura KBA Rawajati yang menandakan keberadaan bank sampah serta pusat kegiatan daur ulang dan pendidikan pra sekolah di KBA Rawajati.

Gerakan penghijauan yang diinisiasi oleh Ibu Ninik ini diakuinya dimulai sejak ia diamanahkan jabatan ketua PKK pada tahun 2001. Saat itulah ibu Ninik sudah memimpikan untuk memiliki lingkungan yang asri, hijau dan berlimpah udara segar sehingga nyaman untuk ditempati.

KBA Rawajati

Gerakan penghijauan ini dimulai dengan langkah kecil yang selama ini mungkin kita abaikan yaitu dengan memilah sampah organik dan anorganik.

Sambil bercerita, Ibu Ninik turun langsung mempraktikkan bagaimana cara mengolah sampah organik menjadi kompos dan menjadi pupuk cair.

Ibu Ninik juga menceritakan proses pemilahan sampah kering dan sampah basah serta pemanfaatannya.

Memasukkan sampah kering organik ke dalam tong pengolahan kompos

Saya bisa menyaksikan langsung bank sampah yang sudah mengelola sampah-sampah warga di KBA Rawajati ini menjadi lebih bernilai.

Sampah-sampah bekas air mineral dibersihkan dan dipisahkan. Sementara sampah bekas bungkus plastik bisa diolah untuk kerajinan seperti taplak meja hingga alas tikar dari sampah.

proses pemilahan sampah plastik

Tak heran jika usaha bank sampah KBA Rawajati diganjar penghargaan sebagai bank sampah terbaik di Jakarta pada tahun 2017 silam.

Mengolah Sampah Rumah Tangga itu Mudah

Ibu Ninik pun dengan cekatan memberikan penjelasan sederhana bagaimana caranya mengolah sampah organik hingga menjadi kompos dengan bermodalkan tong sederhana.

Cara membuat tong pengolahan kompos skala rumah tangga

Tong plastik yang digunakan untuk mengolah kompos itu ternyata dilubangi terlebih dahulu di seluruh bagiannya. Kemudian di bagian dasarnya dimasukkan stereofoam dan ditutup dengan karpet di bagian atas dan dibagaian bawah.

Proses untuk membuat kompos ternyata cukup lama hingga satu bulan lamanya, mendengarkan penjelasan Ibu Ninik saja membuat saya tak sabar.

Ternyata ada cara singkat agar sampah bisa melalui proses pembusukan lebih cepat. Resepnya adalah dengan menambahkan EM4, sejenis bakteri yang bisa mempersingkat pengolahan sampah organik menjadi kompos dari waktu satu bulan menjadi satu minggu saja.

Olahan sampah kering yang masih dalam proses

Tapi, itupun tetap harus rajin dibolak balik agar hasilnya juga maksimal.

Upaya sederhana inilah yang ditularkan secara konsisten kepada warga RW 03 Rawajati oleh Ibu Ninik dan kawan-kawan PKK, sebelum berdirinya bank sampah.

Kini, warga Rawajati sudah bisa menuai hasilnya sendiri. Sampah-sampah organik yang menjadi kompos sudah menjadi produk yang siap jual.

Jenis sampah yang diterima di bank sampah KBA Rawajati

Bank sampah KBA Rawajati menual kompos yang bisa digunakan sebagai media tanam dengan harga sangat terjangkau. Untuk satu kantong dengan berat 4 kg hanya dijual Rp 10 ribu saja. Tak jarang juga kompos tersebut diberikan pada warga Rawajati yang membutuhkan secara gratis atau free.

Sementara sampah-sampah plastiknya dicacah terlebih dahulu dengan menggunakan mesin khusus. Kemudian hasilnya disetorkan ke bank sampah kota di daerah Matraman.

Bank sampah ini bukan hanya bisa mengurangi jumlah sampah di lingkungan tapi juga memberikan benefit langsung bagi warga. Hasil penjualan kompos dan penggilingan plastik bekas, mendapatkan laba yang dibagikan kepada warga dalam bentuk tabungan.

Sebelum dicacah, sampah dibersihkan dan dipilah

Warga bisa menyetorkan sampahnya kemudian akan dicatat oleh petugas dengan ditimbang terlebih dahulu. Setiap akhir bulan dilaporkan hasilnya kepada warga disesuaikan dengan tabungan sampahnya yang sudah disetorkan

Masalah sampah di ibu kota menjadi salah satu momok yang hingga saat ini masih menghantui. Upaya yang dilakukan oleh KBA Rawajati setidaknya ikut membantu mengurangi tumpukan sampah di Jakarta setiap harinya.

Menurut data KLHK, sampah yang dihasilkan warga ibu kota bisa mencapai 7.000 ton perhari. Itulah mengapa alasan saat ini Jakarta masih punya ketergantungan dengan kota-kota di sekitarnya seperti Bekasi karena keterbatasan untuk mengolahnya menjadi lebih bernilai.

KBA Rawajati juga mulai membudidayakan tanaman hidroponik

KBA Rawajati bukan hanya konsen di bidang lingkungan saja, tapi juga di bidang lain seperti wirausaha.

Menariknya, warga sudah memiliki upaya untuk menjual kerajinan tangan dari sampah-sampah olahan seperti bekas bungkus kopi dan kertas koran.

Produk kerajinan warga KBA Rawajati dari sampah bekas kertas koran

Kertas koran ternyata bisa dijadikan berbagai produk menarik yang bermanfaat seperti kotak tisue, keranjang, tas, hingga wadah yang multifungsi

Upaya ini juga menjadi salah satu peluang untuk menciptakan lapangan kerja baru atau setidaknya memberikan kegiatan positif bagi warga terutama ibu-ibu PKK di sekitar lingkungan Rawajati.

Aneka produk bernilai dari sampah bekas koran

Berbagai upaya dilakukan untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan. Selain mengolah sampah menjadi lebih bernilai, progam penghijaun seperti menanam bibit pepohonan di sepanjang jalan, membuat lubang biopori hingga menempatkan tempat sampah di beberapa lokasi strategis pun tetap dilakukan hingga saat ini.

Lubang biopori di sekitar KBA Rawajati

Salah satu ciri khas yang juga sangat menarik adalah keberadaan kantong-kantong sampah di depan rumah warga. Setidaknya ada satu kantong berwarna biru muda yang dijadikan untuk mengumpulkan sampah kering. Sementara sampah basah ditempatkan di wadah terpisah.

Melihat betapa tertibnya warga menjaga lingkungannya membuat saya benar-benar mengidamkan suasana serupa. Jalan terlihat bersih, selokan tak tersumbat, dan hampir sekelilingnya dipenuhi dengan gradasi warna hijau yang memanjakan mata.

One Village One Product

Produk pangan olahan warga KBA Rawajati

Program wirausaha lainnya juga tercermin dari tagline one village one product. Setiap RT di KBA Rawajati memiliki produk pangan olahannya sendiri. Sehingga jika ada acara seperti acara arisan atau acara warga, masing-masing RT sudah bisa menyiapkan sendiri konsumsinya.

Salah satu rumah yang saya kunjungi adalah rumah Ibu Mimi yang sudah lama bergelut menjajakan Produk UMKM berupa minuman tradisonal instan seperti jahe merah, temulawak, kunyit dan bir pletok.

Produk pangan seperti peyek yang kriuk dan nikmat

Selain itu juga ada produk pangan lain seperti peyek dan aneka kerajinan tangan dari sampah seperti box tisu dari sampah kertas koran bekas.

Upaya ibu Ninik dan kawan-kawannya pun mendapatkan apresiasi dari Astra. Kampung Hijau Rawajati pun resmi menjadi Kampung Berseri Astra sejak tahun 2015.

Warga bisa mendapatkan benefit dari sampah yang ditabung

Astra memberikan pembinaan dan juga bantuan. Salah satunya adalah mesin pencacah sampah plastik. Menurut ibu Silvi yang saat ini menjadi ketua bank sampah KBA Rawajati, setiap bulan KBA Rawajati sudah bisa mengolah dua ton sampah plastik berkat mesin bantuan tersebut.

Mesin pencacah sampah plastik sumbangan dari Astra

Belum lagi dengan pendampingan Astra hingga KBA Rawajati mendapatkan penghargaan sebagai kampung Proklim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Torehan ini berhasil meningkatkan kualitas air dan juga kualitas udara segar di KBA Rawajati. Saat ini, KBA Rawajati juga menjadi salah satu binaan Astra yang menjadi kampung percontohan penghijauan secara nasional.

Aneka kerajinan bernilai olahan dari sampah

“Saya berterima kasih kepada Astra karena berkat bantuan Astra, kampung ini berhasil memenuhi syarat sebagai Kampung Proklim. Saya ini gaptek, makanya saya berterima kasih karena dibantu oleh Astra untuk memenuhi semua persyaratan sehingga bisa melampaui nilai yang sudah ditentukan,” kata Ibu Ninik Nuryanto saat bercerita peran Astra dalam upayanya membina warga KBA Rawajati hingga mendapatkan pernghargaan prestisius.

Produk kerajinan dari sampah bekas bungkus kopi

Upaya Astra patut diapresiasi dengan menerapkan program yang mengintegrasikan 4 pilar yaitu Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan dan Kewirausahaan. Salah satunya adalah di KBA Rawajati ini yang menjadi model percontohan skala nasional.

Astra juga memberikan bantuan untuk KBA Rawajati dengan membangun ruangan PAUD yang lokasinya besebelahan dengan Bank Sampah KBA Rawajati serta program pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga Rawajati.

KBA Rawajati

Dengan begitu, ada peningkatan dari kualitas hidup masyarakat di lingkungan KBA Rawajati . Outputnya diharapkan melahirkan SDM dan generasi yang andal di masa mendatang yang akan menjadi penerus dan pewaris bagi masyarakat dan negara.

34 thoughts on “KBA Rawajati, Oase di tengah Hutan Beton Ibu kota”

    • Malah kampungnya bergerak duluan sebelum CSRnya datang, ini lebih keren lagi sih menurutku. Jadi sudah ada kesadaran dari warganya terlebih dahulu. CSR Astranya memberikan arahan dan bantuan agar bisa memenuhi prasyarat menjadi kampung proklim, ini yang menurutku peran Astra cukup besar di sini terhadap KBA Rawajati.

  1. Di Jakarta, dan Indonesia, harus diperbanyak orang-orang yang semangat seperti yang Bapak/Ibu di KBA Rawajati ini, untuk selalu berbuat positif. Salut dengan semangat mereka sih, apalagi pasti susah banget di awal-awal merintisnya.

    Mari terus membuat karya dan menyebarkan yang positif-positif 🙂

    Salam kenal Bang Dzul.

    Reply
    • Benar, orang yang punya dedikasi membangun seperti ini bisa dihitung, dan kita butuh mereka untuk menularkan ilmunya. Agar semakin banyak kampung-kampung yang terinspirasi melakukan gerakan yang sama.

  2. wah luar biasa, jika saja semua standar kampung di Indonesia seperti KBA Rajawati pasti Indonesia bersih, rindang dan bebas sampah.

    Untuk mewujudkan hal seperti ini memang dibutuhkan penggerak yang menyadarkan masyarakat. Kebiasaan lingkungan yang mendukung dengan tertib buang sampah bisa membentuk pola sosial baru di masyarakat.

    Reply
    • Nah, ini dia, pengembangan SDM dibutuhkan sebagai agent of change di masing-masing daerah. Kita memang butuh penggerak karena rata-rata kurang sadar untuk bergerang sendirian.

    • Pemasarannya justru malah banyak diborong sama tamu yang datang ke KBA Rawajati. Ada yang untuk contoh, ada juga yang mmg untuk kenang-kenangan. Malah tahun 2017 saat ultah Astra, diborong sama semua karyawan Astra waktu pameran di JCC klo ndak salah.

  3. Bang Dzul, beruntung sekali bisa ketemu Bu Ninik, bisa langsung menyerap ilmu dari inisiatornya. Good luck ya, Bang! Semoga nyantol lagi. Semoga tulisan-tulisan kita tentang KBA di Jakarta bisa menginspirasi kampung-kampung Jakarta yang lain ya, Bang. Amiin

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.