Jakarta, Miniatur ASEAN yang Sesungguhnya

Tema terakhir #10daysforASEAN rasanya perlu saya cantumkan disini. “Menurut teman-teman blogger mengapa Jakarta bisa terpilih sebagai Diplomatic City of ASEAN? Apa dampak positif dan negatifnya bagi Indonesia khususnya Jakarta? Kesiapan apa saja yang perlu dilakukan oleh Jakarta sebagai tuan rumah dari Perhimpunan Bangsa-bangsa ASEAN?”

Enjoy Jakarta

Dengan segala kompleksitasnya, ternyata Jakarta memiliki pesona bukan hanya bagi rakyat Indonesia tapi juga di mata anggota ASEAN. Kini Jakarta ditunjuk sebagai ibukota negara ASEAN. Alasannya cukup sederhana. Seperti yang sudah disebutkan oleh beberapa peserta 10daysforASEAN bahwa Jakarta adalah tempat sekretariat ASEAN. Selain itu Jakarta (Indonesia) merupakan salah satu negara ASEAN satu-satunya yang tergabung dalam negara G20. Hal tersebut sudah merupakan poin lebih mengapa Jakarta dipilih sebagai Diplomatic City of ASEAN.

Read more

Mewujudkan Tiga Pilar Persatuan Komunitas ASEAN

asean
Asean Community (dok.www.zinbads123.livejournal.com)

Ada tiga pilar utama yang menjadi fokus kerjasama sesama negara ASEAN yaitu pilar keamanan, pilar ekonomi, pilar sosial dan kebudayaan. Untuk mewujudkan ketiga pilar tersebut, Indonesia lebih banyak digadang-gadang mampu menyatukan negara-negara ASEAN dengan segala kompleksitas permasalahannya.

Di sisi lain, Indonesia kini tengah dilanda krisis ‘kedaulatan’, dimana bahan pangan sekalipun lebih banyak di impor dan tidak dapat berswasembada. Agak ironis juga sebuah negara yang tidak ‘berdaulat’ dalam bidang ekonomi namun ditunjuk untuk maju sebagai yang utama dan terdepan secara tidak tertulis. Ibarat menyuruh anak kecil yang tidak cakap berlari dalam perlombaan lari, dalihnya anak tersebut hanya kelihatan lebih besar badannya dibandingkan dengan yang lainnya.

Read more

Filipina, Bebas Berekspresi di hadapan Tiang Gantungan

Setidaknya 73 wartawan Filipina tewas dalam koneksi langsung ke pekerjaan mereka sejak 1992, dan menjadikan Filipina sebagai negara paling mematikan kedua di dunia bagi pers, menurut penelitian CPJ. Setidaknya 55 pembunuhan wartawan dalam dekade terakhir telah terselesaikan. Menghadapi awal Agustus ini, dalam waktu 48 jam, tiga wartawan dibunuh di Filipina. Fotografer Mario ditembak mati di depan stri dan anak perempuannya pada Kamis (1/8) lalu di rumahnya di kota General Santos. Dikutip dari sini.

Kasus pembunuhan wartawan untuk membungkam kebebasan pers selain di Indonesia ternyata terjadi lebih parah lagi di Filipina. Seperti kita ketahui, Udin, wartawan harian Bernas, sampai detik ini tidak jelas siapa pembunuh sesungguhnya. Udin dikenal vokal dan kritis terhadap pemerintahan orde baru semasa hidupnya sebagai wartawan. Akhirnya udin meninggal dunia setelah upaya penyelamatannya gagal karena parahnya aksi brutal yang dilakukan terhadapnya.

Read more

Mengurai Tali Kusut Pertikaian Singapura dan Malaysia

peta PedraBranca

Sebagian besar negara ASEAN adalah negara maritim, dikelilingi oleh lautan yang memiliki zona ekonomi eklusif (ZEE). Sebelum adanya deklarasi Djuanda, sebuah negara hanya berhak memiliki laut dengan batas wilayah 3 mil dari garis pantai, hal tersebut didasarkan pada peraturan masa pemerintahan kolonial Belanda. Hal tersebut tentu sangat merugikan Indonesia sebagai negara kepulaluan. Kemudian dicetuskanlah deklarasi Djuanda yang merubah peta Indonesia menjadi sebuah kesatuan yang tidak dipisahkan oleh zonasi laut.

Deklarasi Djuanda merupakan tonggak sejarah sehingga Indonesia memperbesar wilayah perairan. Artinya tidak ada lagi negara yang boleh melewati selat manapun yang memisahkan pulau-pulau di Indonesia.

Laos, Virgin ASIA!

Dari segi pariwisata boleh dibilang kawasan Laos masih virgin. Kawasan Laos ibarat suku Baduy di Banten, selain memiliki pesona mistis, Laos pun memiliki tradisi dan budaya yang kuat.

Kopi Andalan Indonesia, Saatnya Mendunia!

Jika menulis masalah kopi, rasanya tidak bisa sekaligus selesai. Caranya harus sama ketika menikmati kopi itu sendiri. Diseruput pelan-pelan selagi panas. Tidak perlu terlalu buru-buru menikmatinya, apalagi jika harus ditiup atau di tuangkan ke sebuah piring kecil. Tentunya kopi nikmat itu akan segera habis. Ibarat menikmati cokelat, tidak perlu langsung di kunyah dan ditelan langsung. Tapi dinikmati dengan menempelkan cokelatnya di langit-langit dinding mulut kita. Wahhh lelehannya seperti meledak di mulut. Sama persis dengan cara menikmati secangkir kopi di pagi atau sore hari.

Kebetulan saya sempat berbincang-bincang dengan Pak Bondan Winarno pada sebuah acara yang diselenggarakan Kompasiana dan Urbanesia di Kopi Oey Fatmawati. Dari perbincangan tersebut banyak hal yang membuat saya terkejut. Salah satunya ternyata tak mudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Artinya, selama ini kebanyakan orang Indonesia bukan membeli kualitas sebuah rasa dan kenikmatan kopi, bisa jadi hanya unsur gengsi semata.

Read more

Apa Jadinya Jika Tidak Ada Lagi Tukang Pijet Tradisional?

image

Wah rasanya kita pasti bakal kesulitan yah mencari tukang pijet langganan gara-gara ada salon massage ala Thailand. Sebetulnya keberadaan salon massage Thailand bisa jadi ancaman tapi bisa jadi juga menjadi sebuah peluang. Yang namanya persaingan sudah pasti ada di setiap lini. Tinggal kitanya aja yang mempersiapkan diri, entah itu mengupgrade diri atau melakukan terobosan-terobosan kreatif.

Banyak hal yang  bisa diunggulkan dari salon lokal atau pun pijat tradisional. Bahkan ada beberapa blogger yang berprofesi sebagai tukang pijet di negeri Arab sana. Pijatan orang Jawa malah lebih makjoss buat orang Arab sekalipun. Nah, tinggal kitanya aja melakukan diversifikasi dengan salon massage ala Thailand.

Read more