Menarik sekali paparan dua narasumber pada workshop menulis bagi guru di Wisma UNJ Jakarta (6/7). Kedua narsum tersebut adalah pak Dahli Ahmad yang juga merupakan ketua IGI Bekasi dan Ibu Siti Mugi Rahayu yang juga anggota IGI Bekasi. Keduanya merupakan guru yang masih aktif mengajar dan menulis. Keduanya berbagi pengalaman dan kisah sukses dalam menulis kepada peserta teacher writing camp 2 di wisma UNJ Jakarta.
Dahli Ahmad
Pak Dahli Ahmad adalah guru PKN di sebuah SMP di daerah Bekasi. Beliau baru saja mendapatkan anugerah jurnalistik 2012 dari Aqua kategori Blogger. Pak Dahli awalnya tidak percaya diri karena melihat tulisan kompetitor lain begitu ilmiah, namun pak Dahli menguatkan kembali bahwa tulisannya bertujuan untuk berbagai dan menginspirasi yang merupakan tema dalam lomba tersebut. Akhirnya berkat kerja keras dan usahanya beliau berhasil keluar sebagai juara pertama dalam ajang penganugerahan jurlanistik aqua 2012.
Berkat tulisan inspiratifnya tentang alat filter air yang sederhana, hasil karyanya di liput berbagai media lokal dan nasional. Siswa pak Dahli pun mendapatkan penghargaan Young Change Maker dari Ashoka. Tak ketinggalan pak Dahli pun mendapatkan penghargaan yang sama berkat tulisan dan inspirasinya.
Proyek yang dikerjakan oleh siswa dibawah bimbingan pak Dahli ternyata di presentasikan di depan anggota dewan daerah. Ternyata hasilnya proyek murah tersebut dapat disosialisasikan kepada masyarakat. Inilah yang membuat hasil kerja keras pak Dahli dan siswanya mendapatkan beberapa pengharagaan, liputan dan hadiah.
Pak Dahli mengungkapkan bahwa awalnya berkenalan dengan dunia blogging karena mengikuti trend semata. Bahkan sampai saat ini yang dimulai sejak tahun 2008, blog beliau sudah mencapai 200.000 kunjungan. Dari hasil blogging yang tadinya main-main akhirnya menjurus pada sesuatu yang tidak diduga sebelumnya hingga bisa mendapatkan sebuah penghargaan dan hadiah dari lomba blog.
Apa yang dilakukan pak Dahli sangat menginspirasi para guru, karena dari pembelajaran di kelas ternyata bisa mendapatkan berbagai macam hal. Mulai dari memengaruhi kebijakan di daerahnya hingga mendapatkan bonus di liput berbagai media.
Pak Dahli berpesan mengutip sebuah pepatah yang cukup terkenal dari pondok Modern Gontor “Hidup Hanya Sekali, Hiduplah yang Berarti.
Siti Mugi Rahayu
Ibu dengan empat anak ini adalah seorang guru Ekonomi dan juga guru Kepemimpinan. Ibu Mugi, begitu sapaannya, dikenal juga sebagai istri kepala sekolah. Suaminya pun seorang guru yang juga sebagai kepala sekolah.
Ibu Mugi awalnya belajar membuat dan menulis di blog secara diam-diam karena merasa tidak percaya diri dengan tulisan-tulisannya. Namun, setelah mencoba untuk mengikuti beberapa lomba blog akhirnya passion ibu Mugi menjadi tumbuh dan berkembang hingga saat ini yaitu menulis.
Ibu Mugi merasa bahwa jika artikelnya bisa terpampang di media cetak merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri yang tidak bisa diungkapkan. Meskipun kadang malu jika harus membuka dan membaca tulisan-tulisannya yang terdahulu karena bisa membuatnya tertawa.
Bagi ibu Mugi mantra Om Jay “Menulislah Setiap Hari” merupakan suntikan semangat yang tak pernah padam. Dari situlah ibu Mugi merasa bahwa dengan menulis setiap hari ternyata dapat membuat tulisannya menjadi lebih ‘dewasa’. Berkat kerja keras dan kemauannya yang kuat dalam menulis akhirnya tulisan-tulisan ibu Mugi berhasil mendapatkan juara dalam berbagai lomba dan bisa tembus di berbagai media cetak lokal dan Nasional.
Bahkan saking berambisinya ibu Mugi mencatat semua email redaksi media cetak maupun online agar sewaktu-waktu bu Mugi bisa mengirimkan tulisan-tulisannya.
Blog tidak hanya dijadikan sebagai pelepas rasa penat oleh ibu Mugi, tetapi juga dijadikan sebagai media pembelajaran bersama para siswanya di level SMA. Ibu Mugi mendorong anak-anaknya untuk menulis baik tentang pelajaran maupun tugas tugas sekolah dapat di posting di blog, sehingga ketika liburanpun ibu Mugi akan dengan mudah memeriksa dan mengoreksi pekerjaan anak-anak.
Peseerta Teacher Writing Camp 1 ini juga mengungkapkan beberapa tips sukses bagaimana agar tulisan-tulisan peserta workshop bisa dimuat di berbagai media cetak dan lomba blog.
- Tetap semangat untuk menulis.
- Yakinkan diri sendiri bahwa pasti bisa menulis.
- Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang alamat email dan nomor telpon redaksi media cetak maupun media online.
- Beli koran atau majalah untuk memelajarinya bagaimana tulisan-tulisan yang disukai oleh redaktur koran atau majalah tersebut.
- Buka web dan cari informasi sebanyak-banyaknya.
- Latihan menulis setiap hari.
Maka ibu Mugi berpesan bahwa setiap orang pasti mampu menulis dan tulisannya bisa dimuat di media. Oleh karena itu Ibu Mugi mengingatkan kembali mantra “Menulislah Setiap Hari” yang lebih sering di populerkan oleh om Jay atau Wijaya Kesumah.
Salam Hangat
Teacher Writing Camp 2
6-7 Juli 2013
Wisma UNJ Jakarta