Teknik fotografi levitasi bukanlah sesuatu yang baru. Saya sendiri malah baru mengenalnya beberapa tahun lalu. Karena keunikan dan perbedaan foto dengan yang lainnya, menjadikan salah satu alasan mengapa saya menyukai foto levitasi. Selama ini saya merujuk pada foto levitasi mas Junanto Herdiawan yang bisa di lihat melalui akun istagramnya yang sudah mendunia.
Entah mengapa foto mas Junanto begitu memikat orang yang melihatnya. Caranya meloncat juga sungguh seperti terbang dan bukan seperti melompat biasa. Tapi, setelah saya konfirmasi secara langsung, dia mengatakan bahwa dia meloncat seperti biasa. Tak ada efek kamera atau photoshop sekalipun. Padahal orang yang melihat cara mas Junanto meloncat dan melakukan levitasi hampir sulit untuk di percaya. Dia bahkan beberapa kali menunjukkan foto levitasi layaknya seperti terbang seperti contoh fotonya dibawah ini.
Mas Junanto memang sangat beruntung karena pernah bertemu dan berbincang dengan Natsumi Hayashi, sang Dewi Levitasi yang pertama kali memopulerkan foto levitasinya ke seluruh dunia. Apa yang membuat foto levitasi mas Junanto berbeda dengan foto levitasi lainnya? Mas Junanto mejawab dengan rendah hati, ia mengatakan bahwa kebetulan saja background saat dia melakukan levitasi memang menarik dan kebetulan di luar negeri. Itulah yang menjadikan foto-foto levitasinya mendunia.
Namun ada hal yang menarik untuk saya catat. Cara dia meloncat memang berbeda. Ia bisa meloncat sehingga tubuhnya seperti garis diagonal seperti tutorial cara ia melakukan loncatan levitasi seperti gambar di bawah ini. Cara meloncat seperti ini memang tidak mudah. Bahkan saya perlu mencobanya beberapa kali untuk menekuk kedua kaki saya kebelakang seperti seolah terbang. Sayang posisi tubuh saya masih tegak seperti foto pertama diatas.
Selain cara meloncat, juru foto juga memiliki peranan penting dalam hasil yang memukau. Tidak penting kamera apa yang digunakan. Yang penting adalah momen yang tepat untuk memotret objek yang sedang melakukan levitasi.
Salah satu apps yang saya gunakan dalam ponsel Android saya untuk menghasilkan foto levitasi adalah Burst Mode Camera. Dengan apps ini, kita dapat memotret beberapa kali dalam satu jepretan saja. Siapkan saja memory yang cukup besar. Karena, dalam satu kali jepretan bisa menangkap lebih dari 20 foto. Artinya akan banyak foto yang sebetulnya tidak digunakan.
Boleh dibilang saya masih cukup amatir dalam fotografi levitasi. Jangan bandingkan hasil levitasi saya dengan mas Junanto. Namun, kuncinya memang kita harus mau berkeringat dan mengulang beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Dibawah ini salah satu contoh hasil levitasi dengan menggunakan kamera dlsr. Hasilnya tidak jauh berbeda dengan kamera smartphone bukan?
Salam Levitasi