Setidaknya sekali seumur hidup, saya ingin sekali berkunjung ke Lombok. Perkenalan dengan Lombok, sudah dimulai sejak SMA sekitar tahun 2000. Salah seorang teman saya yang berasal dari Lombok, sebut saja Rijal, banyak sekali bercerita tentang kampung halamannya di Lombok.
Ibarat sebuah pulau, Lombok itu perpaduan antara keindahan pulau dewata Bali dan Kota Pelajar Yogyakarta. Selain karena keindahan alamnya yang masih alami dan konon lebih bagus dibandingkan dengan Bali, juga yang paling cocok buat para backpaker adalah biaya hidup yang hampir mirip dengan di Yogyakarta. Makanan di Lombok Sumbawa selain murah juga lebih terjamin kehalalannya karena sebagian besar penduduknya yang berasal dari Suku Sasak menganut ajaran Islam.
Maka, tak heran jika Rijal tak pernah tertarik ketika kami membicarakan tentang pulau dewata. Bisa jadi karena kampung halamannya lebih indah sehingga tak sedikitpun terpancar cahaya dari matanya ketika kami memperbincangkan pulau Bali. Baginya, keindahan alam di Lombok merupakan sebagian kecil surga yang berada di Indonesia.
Lombok tak pernah lekang dengan pulau Bali. Selain karena bersebelahan yang hanya dipisahkan oleh sebuah selat, juga kemiripan alam. Bahkan di Lombok pun memiliki salah satu tempat wisata pantai bernama pantai Kuta, Lombok.
Desa Sade Rambitan
Berbicara tentang pantai Kuta, ada sebuah desa yang tak boleh dilewatkan. Desa itu adalah Desa Sade Rembitan yang berada di kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Selain berada di jalan utama menuju pantai Kuta, juga terletak tak jauh dari Kota Mataram.
Ketika memasuki desa adat ini, para pengunjung akan disuguhi dengan tarian Peresean dan tabuhan Gendang Belik yang merupakan seremonial penyambutan tamu. Semua yang berada di Desa Sade merupakan suku Sasak yang sudah turun temurun tinggal dari generasi hingga ke generasi.
Melihat desa Sade dari dekat, seperti merupakan sebuah perwakilan Pulau Lombok dan Sumbawa. Tradisi dan adat istiadat masih di pegang dan dilestarikan dengan kuat. Mengakar dan menunjukkan identitas autentik nasional yang merupakan kekayaan non benda yang harus di wariskan secara turun temurun.
Beberapa aturan adat masih dipegang erat di desa Sade mulai dari rumah tradisional hingga kebiasaan unik dengan membersihkan lantai menggunakan kotoran kerbau. Dipercaya dengan cara demikian akan membuat lantai semakin mengkilap.
Bahkan kain tenun asal desa Sade masih terus menerus di lestarikan hingga kini. Sebuah hal yang akan sulit di dapatkan di beberapa daerah lain di Indonesia bahkan di suku-suku tradisional di Mexico sekalipun.
Pantai Pink
Pantai Pink merupakan sebuah fenomena tersendiri karena warna pantai yang dihasilkan berwarna pink. Hal tersebut dikarenakan beberapa karang berwarna merah yang mati dan terseret ombak hingga ke tepian. Dengan menikmati sebuah pantai yang bersih dan jernih, wisata bahari di Pantai Pink ini benar-benar sangat potensial sekali. Pengunjungnya bisa bersnorekling ria, bahkan menikmati beberapa wisata air lainnya jika di dukung oleh pemerintah daerah dan investor.
Surga benar-benar ada di pantai Lombok. Melihat beningya air laut, tak kan mampu menahan siapapun untuk segera melaju kapalnya untuk bersnorkeling bahkan diving dibawah kedalaman laut Lombok Sumbawa. Dengan kemewahan seperti ini, masyarakat hanya perlu di bina dan diedukasi bagaimana menjaga lingkungan hingga bukan ikan saja yang datang melainkan wisatawan dari mancanegara dan sesama saudara sebangsa Indonesia.
Gili Trawangan
Pantai yang memiliki keindahan maksimal ini boleh jadi kebanggaan para wisatawan yang pernah mengunjunginya. Selain karena keindahan dan kebersihannya, yang menarik adalah tidak boleh satupun kendaraaan bermotor yang masuk ke area Gili Trawangan. Hal tersebut tentu saja sebuah keunikan lokal yang perlu dirawat dan dilesatarikan. Sebuah karifan lokal yang memiliki keunikan tersendiri sehingga memberikan value lebih kepada para pengunjungnya. Tak lengkap rasanya jika ke Lombok tanpa mengunjungi Gili Trawangan.
Itulah beberapa bagian kecil yang tak bisa dilewatkan dari Lombok. Meskipun saya masih sebatas harapan dan impian, saya tetap berdoa semoga suatu saat bisa menyaksikan sendiri keindahan alam Lombok yang sesungguhnya sehingga bisa saya tuliskan dan saya abadikan dalam blog pribadi saya. Sungguh, mengunjungi dan menulis tentang Lombok merupakan sebuah prestise tersendiri bagi para blogger yang gemar travelling.
Beberapa hal yang mungkin dapat menjadi masukan adalah infrastruktur yang memadai yang harus dibangun segera demi membentuk dan membangkitkan gairah pariwisata kemaritiman. 70% Indonesia adalah lautan dan salah satunya kekuatan Indonesia di masa depan adalah Pariwisata Bahari. Dan saya merasa yakin bahwa Lombok tepat untuk dijadikan sebagai pijakan utama dalam mempromosikan wisata bahari di sebuah negara maritim seperti Indonesia. Lombok memiliki pesona tersendiri yang masih dijaga hingga kini. Namun, tanpa adanya infrastruktur yang memadai tidak mungkin akan banyak orang yang mengetahuinya. Mengunjungi Lombok bagi saya mungkin sebuah kemewahan tersendiri yang tak terukur. Semoga saja bisa berkunjung kesana minimal sekali saja seumur hidup.
Salam Hangat
@DzulfikarAlala
Referensi
http://maulanaharris.blogdetik.com
http://lucianancy.com
Kelihatan natural
Pantai pink terletak berapa km dari kota?
@eren lumayan agak jauh mas sekitar 60 km dari Bandara di Praya. Kira-kira perjalanan 2 jam.
NAH KAN LOMBOK LAGI! AAAAAAAAAAAAAAAK Ngidam banget pengen kesana, tapinya belum kesampean. Di situ, kadang saya merasa sedih :((
Pengen liburan ke lombok, culik aku dong kesana… Pleaseeeeee…. #opotoiki
saya bulan Januari lalu ke lombok bersama 3 orang teman saya asal rusia, sepekan nggak cukup. liburan smester depan mau kabur kesana lagi, deh. pengennya sebulan hahah..
salam kenal. ini kunjungan perdana saya 🙂
trims mas Arian, kebetuln sy juga baru sekali ke Lombok. tp pas ke Sumbawa Barat malah lbh betah disana hahaha.