16 Jam di Bandara Changi Singapura Gara-Gara Hal Ini

Seumur-umur baru kali ini saya bisa mewujudkan impian travel saya ke luar negeri. Berbekal memenangi lomba blog dengan hadiah jalan-jalan ke Macau, untuk yang pertama kalinya saya bisa menghirup udara di luar negeri. Duileh ke mana aja yak tong!

Karena mendapatkan beberapa saran dari teman yang pernah berkunjung ke Macau, akhirnya saya memperpanjang liburan dengan mengunjungi Hong Kong. Mengingat saya pulang dari Hong Kong, membuat saya mengubah rute dan mengganti maskapai penerbangan. Saya pun memilih rute penerbangan ke Jakarta melalui Singapura. Sebelumnya, ketika berangkat dari Jakarta ke Macau, pesawat yang saya tumpangi transit di Kuala Lumpur.

Terminal 4 Bandara Changi Singapura

Alasannya sih sederhana. Saya itu penganut falsafah “Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui” hahaha, jadi, daripada enggak sama sekali ke Singapura, lebih baik saya manfaatkan saja saat itu juga. Sengaja juga sih saya memilih penerbangan dengan durasi transit hingga 16 jam. Maksudnya supaya bisa ikut tour gratis yang disediakan oleh Bandara Changi. Jadi gak perlu ribet beli STP Card atau turun naik MRT buat keliling heritage site di Singapura.

Setelah kunjungan dari Macau dan Hong Kong usai, saatnya terbang ke Singapura untuk yang pertama kalinya. Negeri Singa Putih ini memang terkenal lo di kalangan solo traveler dan backpacker pemula yang hendak traveling ke luar negeri.

Terminal 4 Bandara Changi Singapura

Makanya, untuk menjawab rasa penasaran saya tentang patung Merlion Singapura, sepertinya waktu transit selama 16 jam dirasa cukup untuk sekadar berfoto di depan patung Singa dengan setengah badan ikan tersebut. Udah terbayang-bayang udah mau posting fotonya di Instagram waktu tiba pertama kali di Bandara Changi Singapura.

Pesawat yang saya tumpangi kebetulan memang tiba di Singapura pada pukul 02.00 pagi waktu setempat. Jadi, daripada menyewa hotel lebih baik saya menginap sesaat di Terminal Transit Bandara Changi Singapura. Ya, intinya sih emang gak ada duit lebih buat nyewa hotel hahaha. Hotel di Singapura mahal bo!

Terminal 4 Bandara Changi Singapura

Beruntung, saya sudah membaca banyak referensi tentang cara menginap di Bandara Changi Singapura. Asal punya tiket lanjutan di hari yang sama, mau menginap di lounge transit pun sebetulnya aman saja. Tapi, karena sudah terlalu lelah, akhirnya saya bergabung dengan traveler lain yang sudah meringkuk di beberapa sofa kafe hingga sofa-sofa yang disediakan untuk penumpang saat menunggu penerbangan selanjutnya.

Seketika suasana Bandara Changi malam itu mengingatkan saya pada suasana mudik. Semua orang memanfaatkan lahan kosong untuk beristirahat, sekadar merebahkan tubuh untuk memulihkan tenaga agar bisa melanjutkan perjalanan ke kampung halaman.

Bandara Changi Singapura

Bandara Changi yang mewah itu menjadi berbanding terbalik kondisinya pada malam hari. Hampir semua sofa yang ada, sudah dibooking penuh oleh traveler dari berbagai negara yang berbeda. Bahkan beberapa bule pun dengan cuek tidur di lantai. Jangan salah, semua lantai di Bandara Changi Singapura berkarpet tebal, jadi jangan bayangkan seperti menginap di pom bensin saat mudik ya.

***

Singkat cerita akhirnya pagi pun datang. Satu persatu beberapa traveler melanjutkan perjalanannya. Sementara itu saya langsung mencari mushola untuk menunaikan salat subuh. Saat transit di KL saya sempat kecele. Saya pikir waktu subuh di KL sama dengan di Indonesia. Ternyata subuh di KL dan di Singapura baru masuk sekitar pukul 06.00 kurang.  Enak banget ya? Cocok buat saya yang suka telat bangun bagi hahaha.

Bandara Changi Singapura

Pagi itu saya merasa bukan berada di Singapura. Pasalnya banyak juga jamaah umroh dari Indonesia yang sama-sama hendak menunaikan salat subuh. Saat kumpul menunggu bedug subuh, suasana tiba-tiba guyup. Satu persatu mengenalkan diri seperti kerabat yang sudah lama tak bersua. Hingga akhirnya percakapan mereka pun terhenti ketika adzan berkumandang.

Setelah menunaikan salat, barulah saya mencari-cari informasi tentang wisata gratis yang disediakan oleh Bandara Changi bagi para penumpang yang sedang transit.

Bandara Changi Singapura

Jadwal tour gratis di Bandara Changi Singapura dibagi menjadi empat sesi dimulai pada pukul 09.00 dan berakhir pada pukul 18.00. Saya berharap justru bisa mendapatkan jadwal paling pagi. Apa daya, ternyata peminatnya sangat banyak sehingga saya diberikan pilihan jadwal pada siang hari pukul 11.00 siang. Sementara penerbangan saya ke Jakarta pada pukul 19.00. Jadi, tidak mungkin jika mengambil yang sesi selanjutnya.

Karena harus menunggu jadwal wisata gratis selama 4 jam lamanya, saya memutuskan untuk mencari staff canteen. Dari beberapa blog yang saya baca, menu dan harga makanan di staff canteen jauh lebih ramah bagi para backpacker maupun traveler yang memiliki bujet terbatas daripada makan di terminal bandara Changi.

Bandara Changi Singapura

Berbekal internet gratis yang putus setiap 30 menit sekali, akhirnya saya pun mulai mencari tahu bagaimana cara menemukan staff canteen. Saat itu posisi saya berada di terminal transit 2. Setelah bertanya pada bagian informasi, ternyata staff canteen berada di luar imigrasi. Artinya saya harus keluar dari terminal transit dulu untuk bisa sarapan pagi terlebih dahulu.

Dengan santai saya pun akhirnya melenggang dengan mudah melewati pintu imigrasi. Tidak seperti yang diceritakan orang-orang yang hendak travel ke Singapura. Apalagi pagi itu suasana imigrasi masih lengang.

Bandara Changi Singapura

Tak jauh dari sebuah restoran cepat saji, saya lalu menuju gedung parkir di sebelahnya. Staff Canteen di Terminal 2 Bandara Changi berada di atas Gedung Parkir Lantai 3M.  Saat berhasil menemukan staff canteen rasanya seperti baru menemukan harta karun. Senangnya bukan main! Bahkan saya sempat ngevlog beberapa saat.

Makanan di staff canteen benar-benar murah. Yang saya salut sama Singapura, semua makanan di Bandara sudah ada informasinya mana yang halal dan mana yang non halal. Akhirnya saya memesan nasi lemak dengan taburan irisan telur dadar dengan secuil sambal dan dua lapis roti sandwich dengan sajian teh manis hangat. Total semua hanya $4.5 SGD. Jangan dibandingkan dengan makan di Jakarta ya!

Setelah sarapan selesai, saya pun kembali masuk ke bandara. Ternyata prosesnya lebih mudah dibandingkan saat keluar. Tinggal tap paspor saja, kemudian pintu terbuka.

***

Titip Barang di Bandara Changi Singapura

Karena saat tour tidak diizinkan membawa barang-barang, saya pun menitipkan koper saya di tempat penitipan barang. Harga sewanya $3,20 SGD dengan koper saya yang beratnya tidak lebih dari 10kg. Harga tersebut sudah dikorting setengah hari. Petugasnya sudah paham setelah melihat tiket yang saya bawa.

Setelah itu saya kembali menunggu di konter wisata gratis yang berada dekat sekali dengan Orchid Garden.  Saya sudah siapkan kamera dan mengisi ulang agar tidak perlu kesulitan saat jalan jalan nanti. Begitu pikir saya.

Wisata Gratis di Bandara Changi Singapura

Tak berapa lama, akhirnya seorang ibu-ibu dengan seragam berwarna hijau muda menghampiri konter wisata gratis. Di tangan kanannya membawa sebuah papan nama berisi wisatawan yang ikut wisata gratis bersamanya. Ia langsung menginstruksikan untuk membawa perlengkapan seperlunya dan turun menuju bus yang sudah disediakan.

Kami pun turun dengan tenang membawa barang masing-masing. Saya hanya membawa sebuah tas kecil untuk menyimpan kamera, dompet, paspor serta tiket pesawat. Karena akan melewati imigrasi kembali, saya mencopot semua aksesori di tubuh termasuk ikat pinggang agar pemeriksaan lebih mudah. Siang itu ternyata antrean Imigrasi lebih padat daripada saat pagi hari. Bahkan beberapa jalur baru pun akhirnya dibuka untuk melayani semua wisatawan yang hendak masuk ke Singapura.

Tetap Tenang Saat Lewati Imigrasi

Tibalah giliran saya melewati imigrasi. Saya bersikap tenang dan sewajarnya. Senyum tipis saya lemparkan pada ibu-ibu separuh baya yang menjadi petugas imigrasi yang saya hadapi saat itu. Setelah memeriksa paspor dan tiket yang saya bawa, akhirnya ia meminta saya untuk menempelkan sidik jari.

Ketika saya menempelkan sidik jari saya, beberapa saat kemudian tiba-tiba alarm meraung dengan kencang. Waduh! Gawat! pikir saya. Tapi, karena saya sudah banyak membaca beberapa kasus random checking di Imigrasi Singapura, saya pun bersikap tenang dan sok cool. Meskipun hampir seisi ruangan saat itu menatap saya dengan tajam. Rasanya udah kayak copet yang tertangkap basah aja.

Ternyata saya tidak dibawa ke ruangan khusus, melainkan hanya diinformasikan bahwa saya sudah keluar dari imigrasi dan tidak bisa keluar untuk kedua kalinya pada waktu yang sama. Mengingat kejadian itu rasanya kok saya kurang kerjaan banget ya, datang pertama kalinya ke Singapura cuma buat makan di canteen staff doang hahahahaha.

Jangan sampai kejadian seperti ini ya

Enggak sedih sih, cuma saya kok ngerasa dong dong dong dong aja hahahaha. Beruntung saya terjebak di Bandara Changi yang dikenal sebagai salah satu bandara terbaik di dunia. Karena saya masih punya waktu selama 7 jam sebelum keberangkatan akhirnya saya habiskan waktu tersebut untuk wisata keliling bandara Changi seharian mulai dari Terminal 1, Terminal 3 dan kembali lagi ke Terminal 2 pada sore harinya.

Meskipun gagal wisata ke Singapura, ternyata menjadi berkah karena saya jadi tahu semua sudut Bandara Changi Singapura. Buat saya, ini pengalaman traveling saya yang paling berkesan saat pertama kali mengunjungi Singapura. Sepertinya suatu saat nanti, saya memang ditakdirkan untuk kembali.

71 pemikiran pada “16 Jam di Bandara Changi Singapura Gara-Gara Hal Ini”

  1. Bang mau tanya, kan saya mau ke warsaw poland, punya tiket 2, jakarta-changi dan changi warsaw yang dibeli terpisah.

    nah begitu sampai changi saya cuma perlu ambil bagasi dan ke imigrasi trus nunjukin paspor sama tiket lanjutan ke warsaw kan ya? khawatir ditanya2 hehe makasih

    Balas
    • klo cuma transit sih begitu prosesnya, nanti tanya pramugarinya atau ke bagian informasi. Mrk pasti bantu kok. Krmn waktu saya ke HK juga gitu kok. Bawa koper terus lanjut ke gate pesawat lain saat tiba.

    • Semua terminal ada, biasanya dekat dengan toilet. Tinggal tanya aja ke petugas, gampang kok carinya.

    • Klo malam mmg ramai mas, krn penumpang dari berbagai negara. Jadi wajar klo Bandara Changi selalu terpilih jadi bandara terbaik di dunia.

  2. Mas saya tgl 10 ntar mau transit di changi.n waktu transit saya cm 1 jam.bisa kasih turorial apa saja yg harus saya lakukan sampai saya bisa masuk gate n pesawat? Coz ini pertama x buat aq

    Balas
    • klo 1 jam sebentar banget, mending langsung cari papan informasi penerbangan selanjutnya, di papan itu nanti ada info gatenya. cus langsung tunggu di gatenya. lihat di tiket kode penerbangannya. cuma gitu aja kok. tp klo satu maskapai biasanya langsung diarahkan sama petugas untuk pindah pesawat aja, bagasi nanti mereka yang urus. klo beda maskapai harus ambil bagasi dan ulang seperti dari awal saat mau naik pesawat. Jadi, gak ada waktu buat santai klo cuma transit 1 jam.

  3. Bener mas, untung aja kejadiannya di Changi ya.. Jadi walopun gak ikut tour wisatanya tetep bisa eksplor bandaranya yang banyak fasilitasnya itu.. Gak amti gaya.. hehe.. Berarti tandanya memang next time mesti ke Singapur lagi, nih.. 😀

    Balas
  4. Bahahaha.
    Aku malah nungguin kisah keliling Singaporenya.

    But, hei, selalu saja ada hikmah ye kan…
    Malah jadi bisa eksplor Changi

    Aku percaya, ntar Bang Dzul pasti bisa ikut tour city lagi atau malah dapat bonus…. keliling Singapore dan Malaysia, mungkin?
    .
    .
    .

    …. buktinya sama XL GO Izi, Oktober lalu kan, betul?

    Balas
  5. hahaha, Iya kalau mau memanfaatkan city tour free buat yang tansit nanti imigrasinya barengan sekalian sama yang berangkayt, jadi jangan keluar dulu.

    Aku dulu tanyta dulu ke mereka, jadinya aku nunggu dan sarapan didalam airport. GPP pengalaman.

    Balas
  6. Halo mas Dzulfikar…sebelumnya boleh ketawa ga?hahahahaha…udah baca serius-seius dari atas, eh ga taunya dapet city tour bandara doang. Tapi ga papa sih, kan jadi pengalaman ya, yang penting udah pernah ke Singapur..hehhe.

    Balas
  7. 6 jam lebih aja belom tentu bisa keliling semua itu bandara. Yang ada keliling-keliling nyasar kayak pengalaman seseorang, hehe

    Balas
    • hehe iya mbak, udah byk perubahan kali ya klo sekarang, itu saya malah baru pertama kali ke Changi.. super keren emg. pantas aja sih jadi salah satu bandara terbaik di dunia.

    • yang seru sih keliling liat gardennya, dari kaktus garden sampai butterfly garden, paling suka yang butterfly soalnya baru kali itu liat kupu-kupu banyak banget

  8. kak mau tanya dong saya masih bingung deh masalah transit gtu
    misalnya saya mau ke singapur atau ke KUL atau ke bangkok kan pasti transit dulu,nah selama transit itu kita nginep d hotel atau gimana ya kak?
    nginepnya di hotel baru ke bandara atau bisa ngine di bandara?
    kalau nginep di bandara itu gimana caranya? apakah ngasal tidur aja atau gimana? hehe makasih

    Balas
    • klo transit itu yg punya tiket terusan, klo gak punya tiket terusan berarti bukan transit, tp harus keluar imigrasi dan nginap di luar area imigrasi. Tp klo punya tiket terusan misalnya transitnya selama 10 jam dari jam 10 malam sampai esok harinya bisa nginap di terminal transit. Ada lounge khusus buat tidur, tp di mana aja bisa sih asal nyaman aja. Banyak bule gelepakan di karpet juga kok hahahaha.

      Klo mau hemat ya nginep di bandara tp siap-siap ada razia. klo ketahuan gak punya tiket terusan biasanya di suruh keluar dari area imigrasi doang sih hehehehe.

    • trs kak kalau misalnya ke KUL dgr2 bnyk yg suka bilang harus siapin duit tunai 1000RM itu bnr ga?

  9. Wah kisahnya seru Abis. Saya juga pernah semalaman berkeliling Terminal 4 Changi … hahahah…. seru sih meski agak konyol juga kala itu. Dan lihat ceritanya ini jadi kangen juga buat datengin Changi eh gak ding datengin singapore maksudnya hehehehe

    Balas
    • Nah, ini pas kemarin mau ke T4 gak boleh kalau gak punya tiket, soalnya dari terminal lain cuma ada shuttle bus. Belum ada sky train ke T4. Klo liat di Ig sih T4 lebih kece ya. Banyak spot Instagramablenya… haha iya nih, gara-gara pengalaman ini jadi makin penasaran mau ke Singapura lagi.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.