Jujur saja sejak lama saya memang tidak pernah main ke Sarinah. Meskipun dulu masih ada Mcdonald, rasanya tidak pernah ada yang ingin menggerakkan langkah kaki saya ke Sarinah saat itu.
SARINAH THAMRIN JAKARTA KINI PUNYA WAJAH BARU YANG LEBIH RAMAH
Kesan Sarinah buat saya saat itu memang mahal dan hanya untuk kalangan menengah atas saja. Tapi, saya paham bahwa Sarinah banyak mengoleksi karya-karya dari seluruh Indonesia termasuk wayang.
Pernah mendengar dari saudara saya yang bersekolah di Turki bahwa Sarinah memiliki banyak koleksi souvenir dan oleh-oleh khas dari berbagai daerah di Indonesia. Jadi, kalau mau mencari jenis souvenir dari berbagai daerah di satu tempat, Sarinah lah tujuannya.
Karena Sarinah baru saja dipugar dan dibuka untuk umum, akhirnya 15 April 2022 saya mendatangi Sarinah dengan membawa Karimun Kotak yang kini sudah mulai nyaman dipakai jalan jauh.
Kami berangkat dari rumah di Tangsel dari pukul 14.00 WIB dan tiba di Sarinah kurang lebih pukul 15.15 lewat jalur Tol JORR kemudian, Ciledug dan keluar di Kebon Jeruk. Agak memutar karena jalur biasa cukup macet.
Yang penting melihat situasi kondisi lalu lintas menggunakan Google Maps, bisa terhindar dari kemacetan. Karena si Google Maps ini akan langsung mengarahkan alternatif jalan yang lebih lancar meskipun jalurnya harus memutar sehingga jaraknya lebih jauh tetapi waktu tempuhnya menjadi lebih singkat daripada harus terjebak kemacetan.
Saat pertama kali datang, pintu gerbang masuk ditutup alias parkirannya penuh. Mencoba memutar kembali, ternyata pintu masuk hanya beberapa menit dibuka tapi kemudian ditutup kembali pas Karimun baru saja mencapai pintu masuk.
Sedikit kesal juga sih dan berharap bisa menunggu di pintu gerbang masuk tapi security tidak membolehkan. Jika mau adu argumen saat itu bisa aja sih. Toh di jalur keluar juga cukup banyak antrean mobil, hanya saja di pintu keluar lainnya.
Tapi, karena malas berdebat akhirnya si mumun disarankan untuk parkir di gedung seberang yaitu Djakarta Theater. Sebenarnya cukup dekat sih karena tinggal jalan saja cukup karena jalurnya agak susah dan harus memutar cukup jauh juga. Tapi karena tidak ada pilihan lain akhirnya terpaksa harus memutar.
Itupun harus memutar dua kali dulu karena saat putaran pertama sampai gak tau di mana pintu masuk Djakarta Theater. Beruntung saat masuk, ada mobil yang baru keluar, jadi tidak perlu masuk basement, sudah bisa parkir di halaman gedung Djakarta Theater. Sesuai perkiraan, kami hanya tinggal menyebrang saja.
Setelah itu barulah petualangan kami dimulai. Hal pertama yang kami lakukan tentu saja berfoto di depan tulisan Sarinah. Banner tulisan Sarinah ini hampir bisa kamu temui di setiap sudut gedung dengan angle yang berbeda-beda. Jadi cocok banget kalau ada yang mau foto-foto.
Nah sisanya bisa kamu ikuti jalan-jalan di Mal Sarinah Thamrin berikut ini: