Salah satu oleh oleh khas Semarang yang wajib dibeli adalah Bandeng Presto Semarang. Sebetulnya ada cukup banyak oleh-oleh khas Semarang. Misalnya ganjel rel, buat sebagian generasi milenial pasti asing dengan makanan seperti itu hahaha.
Tapi kali ini rombongan Jelajah Gizi Semarang 2018 justru mengunjungi salah satu sentra penghasil oleh-oleh khas Semarang, Bandeng Presto di daerah Tambak Redjo, Semarang.
Dari dapur UD Mina Makmur inilah hampir setiap hari 400 kg ikan bandeng segar diolah menjadi Bandeng Presto dan dipasarkan di kota Semarang dan sekitarnya.
Pemiliknya, Ibu Hartini Darmono mengaku bahwa usahanya berangkat dari kegiatan ibu-ibu PKK di lingkungannya. Dari situlah ia kemudian membagun UD Mina Makmur dan menjadikan Bandeng Presto Semarang sebagai salah satu produk unggulannya.
Nah, saya dan teman-teman Jelajah Gizi Semarang 2018 bisa melihat langsung proses pengolahan Ikan Bandeng mulai dari memilih ikan segar, membersihkan ikan hingga dikemas dan dipasarkan menjadi ikan Bandeng Presto pilihan.
Kandungan Gizi Bandeng Presto Semarang Baik untuk Ibu Hamil
Menurut Prof Ahmad Sulaeman, ahli gizi dari IPB yang ikut rombongan Jelajah Gizi Semarang 2018 mengatakan bahwa ikan bandeng memiliki kandungan protein dan lemak tidak jenuh.
Nah, buat yang doyan makan jeroan bisa mengonsumsi ikan Bandeng Presto dengan aman. Soalnya kata Prof Ahmad, kandungan asam lemak inilah yang berkhasiat menurunkan kolesterol dalam tubuh.
Satu lagi informasi berharga yang dibagikan sama Prof Ahmad kalau kebiasaan mengonsumsi ikan bandeng ini dilanjutkan ternyata baik untuk pertumbuhan otak anak-anak dan juga bermanfaat untuk mencegah depresi pada ibu hamil.
Ya, percaya gak percaya buat para ibu hamil emang kadang-kadang bukan saat hamil saja mengalami depresi karena berbagai kekhawatiran. Justru setelah melahirkan ada istilah yang dinamakan dengan baby blues.
Menurut saya itu yang bahaya. So, buat para suami dan juga keluarga yang saat ini tengah menunggu lahirnya keluarga baru, dukungan bagi ibu hamil itu sangat penting.
Bukan hanya sekadar dukungan moral dan psikis tapi juga dicukupi nutrisinya, salah satunya dengan mengonsumsi ikan Bandeng Presto yang maknyus ini.
Olahan Bandeng Presto Semarang dengan Bumbu Tradisional
Meskipun sudah menggunakan beberapa peralatan yang terbilang modern, pengolahan Ikan Bandeng di UD Mina Makmur masih menggunakan bumbu-bumbu tradisional seperti jahe, bawang putih, lengkuas, ketumbar dan garam.
Salah satu resep yang membuat Bandeng Presto UD Mina Makmur ini berbeda adalah bungkus daun pisang batu, kata bu Darmono.
Usia Bandeng Presto Semarang Mina Makmur ini sudah sekitar 38 tahun. Bu Darmono mendirikan usahanya sejak tahun 1980 bersama dengan kelompok wanita tani nelayan di sekitar Tambak Rejo, Gayamsari, Semarang.
Melihat ruangan yang digunakan untuk mengolah Bandeng Presto Semarang menjadi terasa sesak karena ruangan yang disekat-sekat ini penuh sesak oleh rombongan Jelajah Gizi Semarang 2018.
Bu Darmono bercerita bahwa dirinya sudah mengunjungi beberapa negara seperti Malaysia dan Korea. Dari kunjungan itulah bu Darmono belajar budaya sekaligus kebiasaan orang-orang asing menyantap ikan bandeng.
Kalau di Malaysia rata-rata makanan itu berkuah kari, jadi jangan heran kalau ada kari bandeng atau gulau bandeng di Malaysia.
Sementara di Korea kata bu Darmono lebih suka menyantap bandeng dengan sayuran seperti wortel, kapri dan dimasak dengan tepung maizena dan saus.
Nah, ada yang menarik nih dari orang Korea kata Prof Ahmad. Orang Korea itu paling bangga dengan makanannya sendiri. Mereka merasa bahwa makanan mereka paling menyehatkan.
Dari beberapa jenis makanan di Korea itu punya makna filosofis yang mendalam kata Prof Ahmad. Warna-warna indah dalam sayuran seperti Kimchi saja ada maknanya masing-masing.
Jadi, ketika orang Korea menciptakan atau mengolah makanan bukan haya gizi dan nutrisinya saja yang dipikirkan, tapi ada nilai-nilai kehidupan yang diajarkan dari makanan khas Korea.
Setelah Bandeng Presto selesai diolah kemudian didinginakan di ruangan khusus. Di ruang ini saya melihat beberapa nampan berbentuk lingkaran memenuhi semua rak yang ada.
Saat saya mengakhiri tour di dapur UD Mina Makmur ternyata sajian kuliner di meja sudah hampir ludes guys, tinggal remah-remahnya aja hahahahaha.
Tapi, alhamdulillah bu Darmono sepertinya paham saya ngiler pengen cicip bandeng prestonya. Akhirnya bu Darmono mengambil satu ikan bandeng presto yang masih utuh, dan dipotong kecil-kecil.
Soal rasa menurut saya pas banget di lidah. Rasanya gurih asin dan lembut. Aroma amisnya pun tidak ada. Tulangnya lunak jadi aman kalau dikonsumsi anak-anak. Selain Bandeng Presto Semarang ternyata UD Mina Makmur juga punya produk lain seperti pepes, otak-otak dan lainnya.
Nah, proses pengemasan ini juga penting. Karena mau di bawa ke Jakarta lusa, akhirnya semua yang memesan Bandeng Presto Semarang UD Mina Makmur minta kemasannya di vacum sehingga bisa lebih tahan lama.
Menanggapi isu cacing dalam ikan sarden, Bandeng Presto Semarang Mina Makmur ini sudah mengantongi sertifikat HACCP. Kata Profesor Ahmad, sertifikasi ini yang menjamin tidak akan ada cacing di dalam bandeng karena proses pemeriksaan bahan baku dilakukan sejak proses pembibitan ikan.
Ngomong-ngomong soal harga. Bandeng Presto UD Mina Makmur ini menurut saya sangat murah. Saya membeli setengah kilogram saja dapat empat ekor Bandeng Presto Semarang yang siap santap.
Kesuksesan UD Mina Makmur memang tidak bisa dilepaskan dari sosok ini. Ibu Hartini Darmono adalah sosok Kartini masa kini yang tidak hanya bisa berkirim surat tapi juga melakukan aksi nyata untuk meningkatkan perekonomian warga di lingkungan sekitarnya.
Ibu Darmono bahkan bisa terbang ke luar negeri gara-gara bandeng prestonya. Beberapa Kementerian seperti Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perikanan dan Kelautan salah satu institusi pemerintah yang kerap mengajak Bandeng Presto bu Darmono mengikuti beberapa pemeran di Luar Negeri.
Nah, kalau penasaran sama harganya bisa cek di bawah ini gambarnya.
Hadeuh, bandeng presto semarang emang pas buat hidangan makan keluarga Indonesia. Enak dan banyak gizinya.
Dulu sering beli. Sekarang jarang. Karena gak sering ngelihat. Baca blog mas dzul jadi ingat lagi dan bikin ngiler hehehe
klo di supermarket itu sama enggak ya? kan ada tuh di rak rak lemari pendingin bandeng presto. lah malah jadi penasaran sendiri pengen ngecek.
Bandeng disini enak banget. Beneran. Mungkin karena tidak terlalu asin dan ikannya segar ya
Bandeng saya laris, yang satu dikasih ke adik saya yang satu di bawa bunda hahaha,,,
Jadi kangen makan bandeng presto. Enak, gurihnya pas.
iya mbak, langusung pada mborong ini
wah mantap nih bandengnya
rasanya enak. mungkin karena pakai bumbu tradisional.