Panatayuda adalah salah satu nama raja dalam kerajaan Pajajaran. Prabu Panatayuda menjadi raja dalam usia remaja karena Prabu Kian Santang saat itu menyerahkan tahta kerajaan demi melakukan uzlah ke gunung Cermai, Kuningan atas titah gurunya. Kini bahkan isunya gunung tersebut dijual kepada pihak asing. Kini nama Panatayuda di abadikan menjadi sebuah nama taman dan jalan yang melintas di depannya. Lokasinya persis berada di seberang sekolah PGII.
Saya berkesempatan untuk mengunjungi taman ini saat hendak membeli ramen reman yang letaknya bersebelahan dengan taman ini. Sambil menunggu pesanan datang, anak saya meminta untuk diajak berkeliling taman Panatayuda ini.
Beberapa waktu lalu taman ini sempat heboh karena beberapa kali digunakan untuk tempat bermesraan oleh sepasang remaja berseragam sekolah. Kontan oleh salah seorang siswi PGII, pasangan tersebut di potret dan dilaporkan kepada wali kota Bandung, Ridwan Kamil melalui akun twitternya.Taman Panatayuda ini memang rindang dengan pepohonan. Berada di dalamnya ibarat berada dalam sebuah ruangan yang beratap. Udaranya sejuk dan teduh. Saya sangat nyaman sekali berjalan-jalan menyusuri jalan yang telah secara permanen menggunakan paving block.
Di taman ini juga sudah disediakan fasilitas wifi gratis. Sayang mungkin karena saya tidak tahu caranya mengakses wifi gratis sehingga saya tidak bisa mencoba layanan tersebut. Papan-papan info tidak terlalu banyak dipasang, cukup memberikan info bagi siapa saja yang datang ke taman ini.
Fasilitas tempat sampah pun sudah dibedakan antara sampah organik dan sampah non organik lengkap dengan gambarnya sebagai panduan. Untuk sampah organik tutupnya di beri warna hijau, sedangkan untuk sampah non organik tutupnya di beri warna biru langit. Hampir sama dengan tempat sampah yang dipasang di beberapa titik di kota Bandung. Sedangkan plasting digantungkan dalam ring yang sudah disediakan. Wal hasil petugas sampah tinggal mengangkut plastik isi sampahnya saja dan menggantinya kembali.
Saat berkunjung ke taman Panatayuda sore itu kondisi taman memang cukup bersih dari sampah non organik. Sampah dedaunan memang menghiasi beberapa area seolah mereka berada disana sebagai ornamen alami yang menghiasi sebuah taman.
Pada malam hari nampaknya taman ini pun masih bisa digunakan meskipun tidak diajurkan. Karena dengan kondisinya yang cukup gelap bisa saja akan cukup rawan. Namun di beberapa titik terdapat lampu penerangan taman yang cukup nyentrik dengan kondisi hijau di sekitarnya. Perpaduan sentuhan modern dengan alam.
Taman ini seperti memiliki sebuah panggung pertunjukan berbentuk setengah lingkaran. Namun di tengah-tengahnya terdapat pepohonan. Entah apa sebenarnya maksud dari bangunan ini. Mungkin saja kita dapat berlama-lama memandangi pohon yang tumbuh tinggi di hadapan.
Di taman ini juga terdapat pohon yang cukup besar dan terkesan sangat kuat karena terlihat akar-akarnya menantang keluar. Menghujam bumi seolah menunjukkan keperkasaannya. Di sisi sebelah kirinya terdapat tempat sampah lama yang terlihat masih terawat dengan warna yang berbeda. Mungkin warna tersebut juga berupaya untuk membedakan jenis sampah yang harus di pilah.
Kesan rimbun sangat tampak dari pepohonan yang hampir seluruhnya menutupi area taman. Beberapa selah seolah pembuka jalan bagi berkas-berkas cahaya yang silih berlomba berkejaran menyentuh tanah.Tak ada kesan silau, yang ada hanya keteduhan.
Taman ini memiliki beberapa spot ayunan. Ada tiga buah spot ayunan yang tersedia. Memang lokasinya agak menjorok, sementara lokasi yang tengah dimainkan oleh adik dan anak saya ini lokasi yang paling dekat dengan pintu masuk. Taman ini menjadi taman bermain bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga semua umur bisa menggunakan taman ini untuk berbagai kegiatan dan aktifitas warga Bandung.
Salam Hangat
@DzulfikarAlala