Monk adalah film kartun asal Korea. Film ini termasuk film anak-anak yang disukai oleh orang dewasa. Karakter Monk digambarkan dengan sosok anjing putih lucu tetapi selalu bernasib sial.
Nah ada sesi film disaat Monk harus menjaga seekor kucing milik gebetannya. Kucing ini bertingkah menjengkelkan, mulai dari membuang makanan yang disediakan Monk sampai dengan memain-mainkan bebek kuning mainan kesayangan Monk.
Saat Monk bertengkar dengan kucing tersebut akhirnya kepergok anjing betina yang disukai Monk. Sebagai hukuman, akhirnya Monk harus membersihkan pup si kucing yang tergeletak di pasir khusus tempat pup.
Nah, sesi itulah yang dijadikan alasan oleh Ebeb (anak saya usia 2,7th) agar dia bisa tetap pup di celana atau pempersnya. Padahal sebetulnya dia sudah bisa menggunakan toilet duduk maupun toilet jongkok.
Ketika ada tanda-tanda mau pup, biasanya saya membujuk dia supaya mau pup di toilet.
Saya : “Ayo beb pup di lobang yah. Tuh Monk anja pup-nya di lobang kok!”
Ebeb : “Tapi kan pupusnya gak pup dilobang daddy! Jadi Ebeb ikutan pupus aja yah”
Hadeuh kalau sudah keluar alasan gitu susah deh mau membantahnya. Anak saya termasuk anak yang butuh bukti ketika saya menyuruhnya. Jadi apa yang dilihatnya bisa direkam dan dijadikan alasan ketika hal tersebut tidak dia sukai.
Ck ck ck ck ck anak batita jaman sekarang kok bisa nalarnya sampe segitu. Saya kerap heran apa anak saya ketuaan ya?
Salam Hangat
Diskusi bareng saya di twitter @DzulfikarAlala