Menyibak Tabir Rahasia Angka 7
Judul Buku : 77 Angka 7 dalam Al-Quran dan Al-Hadits
Penulis : Drs. KH. Muchtar Adam
Penerbit : Makrifat, Bandung
Halaman : 192
Ukuran Buku : 21 x 15 cm
Angka 7 memang memiliki pesona. Sampai-sampai angka 7 dijadikan sebuah nama sebuah stasiun televisi di Indonesia. Angka 7 memang unik. Meskipun berbentuk seperti cangkul, namun angka 7 tetap disukai dan dijadikan sebagai nomor keberuntungan oleh sebagian orang. Bahkan partai Demokrat pun seperti mendapatkan durian runtuh ketika mendapatkan nomor urut 7 dalam pemilu 2014 mendatang.
Angka 7 memiliki banyak makna di berbagai negara bahkan pada beberapa agama. Di Amerika kuno, angka 7 sangat sakral bagi bangsa Maya. Mereka percaya bahwa bumi ini memiliki 7 lapis langit dan menganggap angka 7 sebagai angka penjuru mata angin.
Dalam agama Islam angka 7 ditemukan dalam surat pertama kitab suci Al-Quran. Surat al-Fatihah berjumlah 7 ayat. Selain itu umat Islam yang melakukan haji akan berthawaf mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali pula. Umat Islam percaya bahwa Surga memiliki 7 pintu begitu juga dengan Neraka. Rakaat shalat wajib dalam satu hari ada 17 rakaat.
Dalam agama Budha, Sidharta Gautama ketika baru lahir diyakini sudah melengkahkan kaki sebanyak 7 langkah. Ia mencari keselamatan selama 7 tahun dan mengelilingi pohon Bodhi selama 7 kali sebelum duduk bermeditasi di bawah pohon tersebut.
Tidak kalah lagi dalam tradisi Jawa yang erat kaitannya dengan selametan. Ibu hamil yang telah masuk masa 7 bulan biasanya melakukan “tingkepan”. Setelah anaknya lahir dan pada usia 7 bulan dilakukan lagi selametan “turun tanah”. Belum lagi beberapa prasyarat yang digunakan dalam beberapa ritual Jawa seperti kembang 7 rupa, mandi di 7 sumur sampai-sampai pesta selama 7 hari 7 malam.
Angka 7 pun lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Jumlah hari dalam sepekan terdapat 7 hari. Jumlah lubang dalam tubuh kita terdapat 7 lubang. Itulah beberapa contoh sederhana mengapa angka 7 itu memiliki pesona.
Buku ini mengungkap angka 7 yang dibagi kedalam 77 bab. Beberapa diantaranya telah saya ungkapkan diatas yang saya kutip dari buku yang sama. Pesona tanpa makna tentulah akan sia-sia. Ibarat memiliki sebuah laptop canggih namun ternyata tidak bisa menggunakannya tentu saja akan tidak ada manfaatnya. Maka penulis buku ini berharap agar setelah mengetahui rahasia angka 7 semoga dapat menuntun ummat ke arah pemantapan Ma’rifatullah dan peningkatan Ibadah.
Berikut saya kutip 7 nama hari dalam bab 21. Nama-nama hari pada saat ini dikenal dengan;
Ahad
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
Sedangkan nama-nama hari pada zaman Arab kuno pada masa nabi Ismail a.s. dikenal dengan;
Ahad
Ahwan (Senin)
Jabbar (Selasa)
Dabbar (Rabu)
Mu’nis (Kamis)
Arubah (Jum’at)
Syayyar (Sabtu)
Nama-nama tersebut memang cukup asing. Belum lagi nama-nama bulan pada zaman Arab Kuno lebih mirip nama-nama orang ketimbang nama bulan Islam pada saat ini. Seperti bulan Ramadhan pada zaman dulu dikenal dengan Zahirun. Untuk mengetahui lebih banyak tentu saja bisa di ketahui setelah membaca bukunya.
Masih banyak lagi rahasia-rahasia dari angka 7. Mulai dari tuntunan, pesan Nabi hingga amalan-amalan tertentu yang bisa dipraktikkan untuk mendapatkan keselamatan dunia akhirat dari buku tersebut.
Semoga bermanfaat.