Masih bersama rombongan guru TK, saya kali ini berkunjung ke floating market di Lembang, Bandung. Alamnya yang asri memang menjadikan floating market menjadi destinasi wajib bagi para turis lokal saat ke Bandung.
Sebagai orang yang lahir di Bandung memang tidak ada yang istimewa di Lembang selain udaranya yang sejuk. Alamnya yang segar membuat kita dapat melahap apa yang kita santap jadi terasa enak dan nikmat apalagi jika disajikan hangat-hangat.
Untuk bisa masuk ke kawasan floating market, setiap kepala akan dikutip retribusi 10.000 rupiah saja. Fasilitas yang diberikan sangat sepadan. Tempat parkir sangat luas, musholla dan kamar mandi pun tersedia dengan baik meskipun lokasinya cukup jauh dari pusat danau.
Setelah menukarkan tiket, pengunjung dapat memilih welcome drink entah itu susu milo hangat atau secangkir kopi kapal api hitam. Sangat cocok jika diminum di pinggir danau sambil duduk di beberapa saung-saung yang hampir berjejer rapi di sekitar danau.
Beberapa gubuk tampak tertata rapi memberikan pilihan oleh-oleh bagi pengunjung. Harganya memang relatif lumayan mahal untuk kantong saya. Harga sebuah kincir angin warna-warni untuk anak saya saja di bandrol 20.000 rupiah. Entah berapa harganya diluar sana.
Udara dingin memang menusuk-nusuk perut. Pukul 12 siang memang saatnya makan siang. Setelah sholat dzuhur akhirnya kami berkeliling mencari panganan istimewa khas floating market sambil mengelilingi bagian timur danau. Entah kenapa saya tidak terlalu tertarik untuk menjelajah hingga ke bagian barat.
Setelah melihat-lihat beberapa kuliner yang disajikan, istri saya membeli bakwan malang. Memang semua warung disajikan dengan tempat yang unik, di sebuah perahu kecil yang berubah fungsi menjadi warung. Dengan tempat makan yang tidak sepadan dengan volume pengunjung walhasil saya harus mencari tempat agak menjauh ke sebelah timur lagi.
Ribetnya untuk membeli sajian atau jajanan setiap pengunjung wajib menukarkan dengan beberapa koin seharga 10.000 rupiah. Tidak bisa ditukar dan harus dihabiskan. Sedikit aneh. Jadi sebelum membeli sebaiknya berhitung dulu makanan apa saja yang akan di beli. Setelah cocok dengan selera tinggal mencocokkan dengan isi dompet.
Rata-rata jika dipukul rata setiap porsi berharga 20.000 hingga 25.000 rupiah. Harga panganan yang cukup wah untuk ukuran orang Bandung. Sayangnya tidak sepadan dengan harganya, mereka bilang ‘standar lah!’
Ok daripada menyesal membeli seporsi kecil dengan harga besar akhirnya saya mensiasati sendiri bagaimana caranya makan puas tapi praktis di floating market. Cukup bekal sekotak nasi dalam tw lalu beli saja seporsi tahu susu yang sudah digorenng panas dan bisa langsung disantap. Untunglah tersedia banyak cabai rawit. Kecap dari baso malang bisa juga menambah selera makan menjadi sambal kecap. Praktis dan murah bukan?
Salam Hangat
@DzulfikarAlala
Satu pemikiran pada “Tips Makan Praktis di Floating Market Lembang Bandung”