Pada sore hari sebelum pergantian tahun (31/12) Ayah saya mengajak saya ke sebuah Pesantren di pesisir pantai Pasir Putih, Situbondo, Jawa Timur. Keunikan tempat ini adalah sebuah kuburan seorang wali bernama Syaikh Maulana Ishak yang mendirikan pesantren di tepi pantai nan indah itu.
Yang menarik dari makan tersebut adalah terletak di sebuah bukit yang tinggi. Bukitnya seperti kawasan wisata Tanah Lot di Bali. Makamnya benar-benar terletak di puncak bukit persis berada di bibir pantai. Bukit tersebut sangat rimbun dengan pepohonan yang menjulang sangat tinggi.
Untuk mencapai ke atas bukit, kami menghitung ada sekitar 200-an lebih anak tangga. Apalagi sudut kemiringannya sangat curam. Jarak antara dasar dengan bukit memang tidak terlalu jauh paling-paling hanya sekitar 50 meter saja.
Selain kami, banyak juga peziarah yang datanng dari Bali. Terus terang kami hanya mampir ke makam tersebut setelah berenang di Pantai Pasir Putih yang jaraknya tidak terlalu jauh dari makam tersebut. Jadi pakaian kami terlihat sangat kontras dengan peziarah lainnya. Mungkin kami bisa disebut pelancong makam lebih tepatnya.
Boleh dibilang kawasan yang mengelilingi makam ini sangat keren. Dari sudut manapun kita bisa melihat keindahan pantai pasir putih. Ya untunglah bukit ini ada makamnya. Jika kosong pastilah bukit ini sudah gundul dan dijadikan taman wisata.
Saya sempat membacakan surat Al-fatihah. Seperti ketika berziarah mengunjungi makam keluarga saya.
Jika tidak ada lampu penerangan, terus terang kawasan itu memang sedikit menyeramkan. Suasananya memang seperti dihutan. Dipesantrennya sendiri sebetulnya sangat ramai. Selain banyak pedagang juga ada semacam pasar kaget. Mulai dari penjual makanan ringan sampai pedagang buah-buahan.
Tahun depan mudah-mudahan saya bisa singgah lagi untuk menikmati keindahan alam disekitar makam.