Beginilah Caranya Jika Anak Kejedot

Anak saya baru berusia 2,7 bulan. Tingginya sekitar 90 cm dan beratnya saya lupa -_-*. Tapi menurut dr. Mutiara, dokter spesialis anak langganan di klinik Vitalaya Pamulang, mengatakan bahwa pertumbuhan anak saya normal.

Nah, kejadiannya kira-kira sepekan lalu. Anak saya biasa sedang main dengan kakak sepupunya. Yang namanya anak-anak ya lari sini lari sana. Padahal space rumah gak terlalu luas. Yah akhirnya mereka berdua wara-wiri antara ruang makan dengan ruang tamu.

Akhirnya terjadilah insiden “mengerikan” itu. Buat orang tua jatuh itu memang mengerikan, tapi namanya anak ya memang biasanya jatuh berkali-kali. Jadi agak percuma juga kalau orang tua marah-marah. Karena sebenarnya mereka sedang belajar untuk menyeimbangkan tubuh dan melatih gerak tubuhnya. Jadi jangan pernah melarang tapi sampaikan untuk berhati-hati.

Posisi jatuhnya anak saya emang rada gak enak. Dia jatuh terantuk lantai kemudian kakak sepupunya yang punya berat dua laki lipatnya ikut terjatuh dan menimpa anak saya. Well anak saya langsung nangis kejer karena dahinya kejedot lantai untuk yang kedua kalinya. Soalnya dua bulan yang lalu anak saya kejedot juga di tempat yang sama. Kalau ini penyebabnya karena jatuh dari kasur.

Akhirnya langsung saat itu juga saya kasih trombopop. Obat ini mamang digunakan untuk mencegah radang dan mengobati memar-memar. Rasanya dingin kayak es, tapi baunya memang bau obat kimiawi banget. Bau itu yang buat anak saya gak suka sama sekali kalau pake trombopop. Padahal obat luar. Yah akhirnya saya berusaha untuk mengalihkan perhatiannya, jyah berasa kayak judul lagu ya.

Singkat kata saya berhasil meredakan tangisannya. Sempet juga foto anak saya yang benjol. Benjolnya lumayan gede banget di dahi sebelah kanannya. Saya bismillah aja lah, mudah-mudahan gak kenapa-napa. Karena khawatir hampir tiap malem saya tanya anak saya sambil memegang dahinya yang benjol dengan lembut. “Sakit ga nak?” “Sakit” katanya. Kemudian saya coba memegang dahi di sebelahnya dan dia bilang “Gak sakit”. Disini saya mulai was-was kalau ada apa apa dengan anak saya. Terus pas anak saya lagi tidur saya coba raba-raba benjolannya. Dan rasanya permukannya memang gak rata seperti sisi sebaliknya. Wah rasa khawatir saya makin memuncak.

Akhirnya kemarin saya memeriksakan anak saya ke seorang dokter spesialis anak. Setelah diperiksa ternyata anak saya tidak apa-apa. Memang masih ada luka memar dan bekasnya sekitar dua sentimeter bisa terlihat dengan jelas. Karena daerah benjolnya punya warna yang rada kuning dibandingkan warna kulit putihnya.

Sempat juga konsultasi sama orang tua saya. Katanya kalau anak jatuh dan mengalami benjol bagusnya pakai beras kencur. Setelah baca-baca di internet khasiat beras kencur selain untuk meningkatkan stamina juga untuk mencegah radang. Jadi kalau memang di rumah gak ada trombopop, orang tua harus siap sedia beras kencur. Selain diminum bisa juga dioleskan ke benjolannya.

Nah setelah tanya ke dr.Mutiara kira-kira apa yang harus dilakukan oleh orang tua kalau kejadian kayak diatas, jatuh dengan luka memar (tanpa mengeluarkan darah);

  1. Segera tangani anak dan oleskan trombopop (boleh juga pake beras kencur atau es batu supaya gak memar)
  2. Observasi anak selama 2 x 24 jam dan amati dengan baik reaksi anak setelah jatuh apakah dia jadi lemas atau tetap aktif seperti biasa. Kalau ada tanda lemas dan tidak aktif ini merupakan warning dan orang tua harus siap segera membawa anak ke dokter.
  3. Jika terjadi muntah, kejang-kejang, mengeluarkan darah dari hidung atau telinga, jangan tunda untuk segera dibawa ke dokter.

Nah jadi pengetahuan ini harus juga diberikan pada para pengasuh. Agar jika terjadi insiden bisa langsung ditangani sebelum terlambat.

Teman saya punya anak usia sekitar 4 tahun. Kebetulan dia dan suaminya bekerja, jadi anaknya diasuh oleh pengasuh. Nah, dia kena juga musibah tersebut. Celakanya posisi jatuhnya gak ketahuan apakah kepala bagian depannya yang terbentur atau bagian belakang. Tapi intinya dia diberikan ujian. Setelah jatuh anaknya yang tadinya sudah bisa lari dan berbicara lancar jadi balik lagi kondisinya seperti bayi. Meskipun masih dalam kondisi sadar tapi anaknya tidak bisa berbicara dan tidak bisa jalan akibat jatuh tersebut. Sampai saat ini sayapun belum mengetahui kondisinya karena beliau langsung resign dan fokus merawat anaknya. Semoga saja anaknya kini sudah sehat wal afiat.

Anak terjatuh memang sudah kodratnya. Karena bagaimanapun jatuh itu memiliki nilai filosofis dalam kehidupan. Banyak orang sukses jatuh bangun hingga akhirnya mencapai kesuksesan. Yang penting anak diberikan arahan dan perhatian agar bisa mengendalikan kemuan dan fitrahnya untuk mengeluarkan energinya dengan lebih terkontrol dan dalam pengawasan orang tua atau pengasuh.

Ada kejadian lucu sebenarnya yang bikin saya merasa berdosa. Anak saya pernah minta tidur sambil dipeluk. Walhasil sambil tiduran dia nemplok di perut saya. Salahnya saya, saya tidur di posisi pinggir tempat tidur. Nah, pas rada malem saya merasa gerah akhirnya saya rubah posisi tidur dari terlentang jadi miring. Celakanya saya lupa kalau anak saya lagi nemplok. Jatuhlah anak saya ke lantai huhuhuhuh. Untunglah di lantai ada beberapa selimut dan beberapa pakaian bekas mainan anak saya. Ya meskipun jatuh setidaknya tidak terlalu parah, yang parah dia pasti kaget karena lagi asyik tidur nemplok sama bapaknya, ehh malah di jatohin begitu aja sama bapaknya heheheheh, maaf yaa nak, daddy gak sengaja, bener swear deh. 🙂

Salam hangat

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.