Film “The Croods” Terinspirasi Perjuangan R.A.Kartini

Film “The Croods” Terinspirasi Perjuangan R.A. Kartini
Release Date
22 Mar 2013
Genre
Animation, Adventure, Comedy, Family
Run time
1 h 38 min
Eep (Emma Stone) dijuluki sebagai wanita harimau oleh Guy (Ryan Reynold), sosok asing yang membuat Eep mengenal api untuk yang pertama kalinya. Jalannya mengendap-ngendap dengan kedua tangan dan kedua kakinya. Seolah-olah tangannya itu adalah kaki depannya. Eep adalah seorang ramaja perempuan yang tangguh dan memiliki tenaga yang luar biasa seperti Hercules. Tak hanya kuat, Eep juga cerdas dan penuh dengan rasa ingin tahu terhadap sesuatu hal baru, meskipun hal tersebut dianggap tabu bagi keluarganya. Sayang kecerdasan dan instingnya kerap terhalang oleh segala larangan (aturan ketat) dari ayahnya Grug (Nicholas Cage).

Grug menganggap bahwa aturan itulah yang membuat keluarganya bisa “survive” pada zaman batu yang membuat mereka kapan saja dan dimana saja dihadapkan dengan segala marabahaya. Keluarga Grug adalah satu-satunya keluarga yang bisa bertahan dari alam yang ganas dengan mengandalkan sebuah gua yang gelap.

Kondisi ini sepertinya sedikit mirip dengan apa yang dialami R.A. Kartini pada masanya. Wanita tidak boleh bersekolah dan dianggap hanya akan sekedar memenuhi seputar kebutuhan dapur, sumur dan kasur. Sehingga ada anggapan bahwa bersekolah akan menjadi sia-sia bagi kaum wanita pada masa itu.

Namun, Eep sepertinya tak mau menyerah pada segala aturan yang ditetapkan ayahnya. Segala cerita ayahnya yang dikarang sendiri oleh ayahnya membuat Eep dan keluarganya Ugga (Catherine Keener), Gran (Cloris Leachman), dan Thunk (Clark Duke), seolah dipaksa untuk tidak keluar dari gua yang gelap untuk berlindung dari segala marabahaya. Seolah-olah hanya ayahnyalah yang mampu menaklukan bahaya yang mengancam keluarganya. Meskipun sebetulnya Grug adalah sosok ayah yang penyayang dan sangat mencintai keluarga, kecuali ibu mertuanya.

Dahaga pengetahuan tentang dunia diluar gua akhirnya bisa tersibak berkat kedatangan Guy yang secara tak sengaja dipergoki Eep. Sosok Guy seperti manusia modern yang datang sebagai juru penyelamat bagi keluarga Grug yang hidup di zaman batu. Grug yang kuat kerap dianggap tidak lebih cerdas bahkan tidak punya otak dibandingkan Guy. Secara mantap akhirnya pengaruh Grug hilang setelah ide-ide brilian Guy berkali-kali membuat keluarga Eep terkesima. Inilah yang membuat Grug menderita karena sosoknya sebagai ayah yang paling berpengaruh dalam keluarga pudar karena keberadaan seorang lelaki muda yang merebut perhatian keluarganya.

Kisah Eep ketika memberanikan diri membuka pintu batu yang berat adalah titik balik kehidupan Eep dan keluarganya. Seperti apa yang diungkapkan sahabat saya pak Sunardiono bahwa ketika Eep membuka pintu, datanglah terang. Menurutnya penafsiran atau translasi “Habis Gelap Terbitlah Terang” dianggap kurang tepat. Yang lebih pas adalah “Pintu dibuka, kemudian datanglah terang”. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mendapatkan penerangan, hanya individu yang berani menghadapi segala resiko yang siap menghadang. Dengan menghadapinya maka akan ada seberkas sinar yang datang disaat sulit sehingga berhasil keluar dari alam kegelapan.

Film animasi ini sarat makna pembelajaran baik untuk anak-anak maupun orang tua. Sosok Grug dianggap sebagai orang tua yang kolot dan terlalu overprotected terhadap anak-anaknya sehingga kreatifitas mereka terbatas. Keberanian Eep bertentangan dengan ayahnya justru membuat mereka mendapatkan pengalamn baru nan indah yang belum mereka dapatkan sebelumnya karena selalu dikungkung dalam gelap dan dinginnya gua.

Meskipun film ini dianggap Akang Jaya secara halus mengenalkan penyembahan dan pengkultusan kepada dewa Matahari namun memiliki nilai-nilai positif lain yang bisa dinikmati bersama keluarga. Hiburan yang bisa dinikmati bersama keluarga di akhir pekan.

Vote bintang empat buat film animasi keluarga produksi Dreamworks ini.

Salam Hangat

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.