Asa Traveling ke Luar Negeri Akhirnya Terwujud

Sejak dulu saya bermimpi untuk bisa ke luar negeri. Ya, minimal ke Singapura lah. Soalnya kalau dihitung-hitung, saat masih kerja di kantor dulu, mungkin cuma saya sendiri yang belum pernah ke luar negeri.

Motivasi itu akhirnya tetap saya rawat dan saya pupuk. Setidaknya asa tersebut saya jaga agar tidak sampai padam. Akhirnya pada tahun 2015 ada kesempatan untuk bisa ke luar negeri. Tapi, jalannya cukup sulit karena harus dibayar dengan sebuah tulisan yang bisa memikat juri.

Hadiahnya adalah dua buah tiket pulang pergi ke Singapura sudah ditanggung termasuk hotel dan uang saku. Mengetahui info tersebut siapa sih yang tidak tergoda?

Sunflower Garden Changi Singapura
Menghibur diri di Sunflower Garden Changi Singapura

Sesaat saya sempat berpikir karena antara pengumuman pemenang dan jadwal keberangkatan sangat mepet. Hanya jeda 2 minggu saja. Bahkan sudah ada ketentuan dalam lomba tersebut pemenang wajib menyertakan paspor saat diumumkan sebagai pemenang.

“Waduh, cilaka nih!” gumam saya dalam hati. Soalnya saya belum punya paspor saat itu. Entah apa yang merasuki saya sampai akhirnya saya nekat untuk mengurus paspor terlebih dahulu.

Ya, jaga-jaga aja kalau menang, saya bisa langsung terbang ke Singapura.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Meskipun pada saat pengumuman saya sudah mengantongi paspor 48 halaman, nama saya tak muncul dalam pengumuman pemenang.

The Peak, Hong Kong
Sendirian di The Peak, Hong Kong

Duh, rasanya seperti cinta bertepuk sebelah tangan. Patah hati untuk kedua kalinya hahahaha.

Akhirnya saya mencoba untuk move on dari kegagalan itu sampai saya berusaha keras untuk melupakannya.

Tiga tahun kemudian ternyata ada lomba lagi dengan hadiah ke luar negeri. “Wah, ini kesempatan kedua saya. Saya harus berusaha dengan menulis yang terbaik.” pikir saya saat itu. Apalagi paspor saya belum expired hahahaha.

Singkat cerita, akhirnya dengan perjuangan panjang, saya mendapatkan satu tiket ke Macau. Karena dikompori teman-teman, saya memutuskan untuk extend di Hong Kong dan Singapura sekaligus. Sepertinya memang harus membalaskan dendam tiga tahun sebelumnya hahaha.

 Ruins of St. Paul's Macau
Gereja Tua atau Ruins of St. Paul’s Macau

Lomba pada akhir tahun 2017 tersebut menjadi penutup akhir tahun yang sangat manis karena memberikan saya tiket gratis terbang ke Macau pada tahun 2018. Awal tahun itu rasanya menjadi momen terbaik yang saya alami dalam hidup saya.

Seperti layaknya orang udik yang pertama kali ke luar negeri, saya benar-benar takjub dengan kondisi di Macau. Ironinya negara yang pertama kalinya saya kunjungi ini bukan tanah suci, melainkan salah satu kasino terbesar di daratan Tiongkok hahahaha.

Ya, namanya juga hadiah lomba blog. Apapun saya terima dengan tangan terbuka dan senang hati. Saya bisa merasakan suasana a la Eropa di Asia. Macau merupakan bekas jajahan Spanyol sehingga kondisinya amat berbeda dengan Hong Kong yang pernah dijajah oleh Inggris.

MTR Hong Kong
Muka bantal naik MTR kegirangan

Cukup banyak tempat bersejarah dan tempat wisata yang saya kunjungi. Utamanya di Macau bisa saya dapatkan secara free hahahaha. Semua masih ditanggung oleh penyelenggara lomba. Berbeda saat di Hong Kong karena saya harus mengeluarkan kocek sendiri.

Momen terbaik tahun 2018 benar-benar saya manfaatkan dan saya abadikan dengan kamera ponsel. Ya, meskipun sederhana dan kadang-kadang sedikit blur, setidaknya bisa saya tunjukkan pada anak saya bahwa saya sudah sah, pernah mengunjungi beberapa tempat wisata di luar negeri.

Saya tetap senang kok dengan kebahagiaan receh seperti ini hahahaha.

MTR Hong Kong
Sebelum pulang dari Hong Kong foto dulu dong

Foto-fotonya bisa kalian lihat sendiri. Kadang ada yang sedikit gelap, terlalu contrast bahkan berbayang hahaha.

Jujur saat traveling sendirian rasanya sedikit malas untuk mengeluarkan kamera mirrorless, apalagi saat itu saya memang tidak membawa tripod. Agar lebih ringkas dan simple saya lebih banyak mengabadikan diri dengan menggunakan kamera ponsel.

Andai saja saat itu saya sudah punya Huawei Nova 3i, mungkin foto-fotonya akan lebih cetar dari yang ada saat ini.

Kamera belakang Huawei Nova 3i sudah menggunakan dual camera 16 MP + 2 MP, f/2.2 yang didukung dengan autofocus (phase focus dan contrast focus).

Fitur tersebut sangat berguna selain untuk menangkap gambar juga merekam video. Apalagi saat perpindahan dari ruangan gelap ke ruangan terang ataupun sebaliknya.

Huawei Nova 3i
Huawei Nova 3i/hoanghamobile.com

Sementara kamera depannya pun sudah menggunakan dual camera 24 MP + 2 MP, f/2.0 yang lebih andal dalam kondisi kurang cahaya atau digunakan untuk foto-foto low-light. Intinya dengan dual kamera seperti ini efek foto bokeh sudah pasti bisa didapatkan.

Mengikuti perkembangan zaman, Huawei Nova 3i sudah menerapkan sistem kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence dalam kameranya. Jadi, sensor kamera akan secara otomatis mengolah gambar yang disesuaikan dengan cahaya yang masuk.

Outputnya foto bakal lebih optimal soal pencahayaan serta tone atau warna kulit objeknya. Pokoknya cakep banget lah, jadi gak perlu repot lagi setting manual supaya bisa dapetin gambar yang kece badai buat mempercantik feed Instagram.

infografis spesifikasi Huawei Nova 3i

Desain

Yang saya suka itu adalah desainnya yang sederhana, elegan dan terlihat premium. Apalagi ada salah satu warna kesukaan istri saya, Iris Purple. Jarang-jarang juga lho ada smartphone dengan warna seperti ini. Biasanya kalau bukan putih, hitam atau silver.

Spesifikasi

Smartphone mid-end ini juga bisa diandalkan untuk bermain game. Chipset-nya menggunakan Kirin 710 (4 x Cortex A73 2.2 GHz + 4 x Cortex A53 1.7 GHz) 12 nm, yang lebih hemat daya. Selain andal soal kamera, sisi performa juga tidak diabaikan, terlebih sudah disokong dengan GPU Turbo yang mumpuni untuk digeber bermain game seharian.

Belum lagi dengan sokongan RAM 4 GB serta ROM 128 GB. Buat content creator seperti saya yang suka mengambil cukup banyak foto dan footage saat jalan-jalan, tidak perlu kerepotan membaca external HDD lagi dengan kapasitas storageΒ yang dimiliki Huawei Nova 3i.

Malahan kalau butuh storage yang lebih besar lagi bisa di-expand lewat micro SD slot hingga 256 GB.

Smartphone berukuran 6,3 inci ini masih mempertahankan fingerprint sensor untuk fitur keamanan. Kapasitas baterainya 3,340 mAh. Cukup mumpuni untuk penggunaan normal sehari-hari supaya tidak selalu sering nyolok sama power bank.

senado square
Disangka tukang potret, bonusnya selfie hehehe

Cerita ini mungkin receh sih buat macem Crazy Rich Asian apalagi Bekasian hahaha. Tapi, akan tetap jadi pelecut buat saya untuk tetap berkarya lebih baik lagi setiap tahunnya. Doakan aja ya pembaca yang budiman.

Kalau awal tahun 2018 aja bisa ke Macau, akhir tahun 2018 lebih lengkap lagi dengan smartphone idaman Huawei Nova 3i.

14 pemikiran pada “Asa Traveling ke Luar Negeri Akhirnya Terwujud”

  1. Hemm…ke luar negeri. Saya kalau ada kesempatan mudik ke Purwokerto ajj udh seneng, apalagi ke luar negeri. Semoga nanti. Siapa tahu Pak Presiden ngangkat saya jadi menteri. Ada kesempatan ke luar negeri…hehehe

    Balas
  2. Ikutan mengaminkan doanya mas,
    Semoga di tahun 2018 mendekati akhir ini dapat meminang si cantik Huawei Nova 3i yah. Amiinnn
    Meski menjelajah LN di negara terkenal dengan Casino, tetap pengalaman mengesankan yah mas hee
    Salam kenal dari Bumi Jember ^_^

    Balas

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.