Pelanggaran lalu lintas masih jadi masalah di beberapa kota bahkan di kampung-kampung. Di kampung saya aja udah cukup banyak anak-anak kecil yang membawa kendaraan roda dua.
Entah apa alasan orang tua mereka mengizinkan anaknya mengendarai sepeda motor. Minimnya kesadaran keselamatan berkendara juga menjadi masalah yang tidak terlalu diperhatikan oleh mereka.
Fenomena kayak gini ternyata merata juga ya di Indonesia. Termasuk di Semarang. Minggu lalu kebetulan saya dapat kesempatan bisa jalan-jalan ke Kampung Berseri Astra di Kelurahan Pandean Lamper, Kecamatan Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah.
Baca Menumbuhkan Rasa Memiliki Melalui Kesadaran Lingkungan di KBA Rawajati
Kisah berdirinya kampung safety riding ini cukup menarik lho. Alkisah ada seorang ketua RW bernama bapak Lukman Muhajir yang prihatin karena banyak pengendara motor yang ugal-ugalan sehingga menimbulkan kecelakaan.
Tak mau berlarut, ia akhirnya berbuat sesuatu demi masa depan kampungnya. Pria yang punya latar belakang hukum ini paham betul apa yang dicita-citakannya.
Langkah itu dia mulai sejak tahun 2010. Meski awalnya mendapatkan cibiran dari warga, ternyata ia mampu membungkam orang-orang yang pernah mencibirnya 5 tahun kemudian.
Cukup lama memang, tapi prestasinya tak tanggung-tanggung. Kampung safety riding yang digagasnya menjadi kampung yang menerapkan keselamatan berkendara pertama di Indonesia.
Tiga tahun programnya berjalan akhirnya disambut oleh warga yang memang peduli juga dengan keselamatan berkendara. Merekalah yang menjadi agent of change, agen perubahan di kampung mereka sendiri.
Lalu apa yang mereka lakukan? Pertama, mereka memasang rambu-rambu di 45 titik di Kelurahan Pandean Lamper. Oh ya, di kelurahan ini kurang lebih memiliki sekitar 4,800 KK. Lumayan banyak juga ya.
Kedua, dilakukan edukasi kepada masyarakat lewat pertemuan dan juga workshop simulasi berkendara yang aman. Ketiga, memberlakukan sanksi sosial. Sanksi ini ternyata unik juga. Jadi, di beberapa posko sudah ditempatkan agen keselamatan.
Para agen ini bertugas untuk memberikan arahan dan teguran bagi warga yang bandel. Standar keselamatan berkendara sudah cukup jelas.
- Menggunakan helm berstandar SNI
- Kecepatan maksimal dibatasi hanya 20 km perjam
- Usia di bawah 17 tahun belum diizinkan mengendarai motor
- Sepeda motor hanya boleh dikendarai maksimal oleh 2 orang
Nah, buat para pejalan kaki juga diberikan arahan untuk berjalan berlawanan dengan arah kendaraan. Jadi, para pejalan kaki bisa mengetahui arah datangnya kendaraan. Jadi bukan malah membelakangi kendaraan.
Usaha memang tak pernah berkhianat, hingga akhirnya upaya kampanye keselamatan berkendara ini dilirik oleh PT Astra International Tbk. Apalagi kampanye keselamatan berkendara tersebut sejalan dengan pilar Astra yaitu “Indonesia Ayo Aman Berlalu Lintas”.
Banyak perubahan setelah Pandean Lamper ini menjadi salah satu contoh sukses Kampung Berseri Astra di Semarang. Hingga saat ini sudah ada sekitar 75 Kampung Berseri Astra di Indonesia. Salah satunya yang punya tema keselamatan berkendara pertama kali adalah di Semarang ini.
Lambat laun perubahan perilaku masyarakat pun menular. Pengendara sepeda motor di Semarang memang relatif lebih tertib. Contoh kecil ya mereka benar-benar berhenti di belakang garis marka jalan saat berhenti di lampu merah.
Kampanye ini pun terus digaungkan lewat upaya pendidikan. Astra Motor membangun Taman Lalu Lintas dan juga Pos Baca Kampung Safety Honda. Belum lagi dengan dibangunnya jalur simulasi SIM C.
Edukasi juga dilakukan dengan menggunakan alat peraga dan teknologi. Di pos baca, anak-anak maupun masyarakat umum bisa belajar lewat media animasi dan video keselamatan berkendara serta koleksi ratusan buku.
Sebagai salah satu Kampung Berseri Astra tematik pertama tentang keselamatan lalu lintas, Pandean Lamper juga punya kegiatan kesehatan seperti posyandu balita dan lansia. Selain itu juga ada kelas khusus untuk ibu hamil agar angka kematian anak dan ibu hamil menurun.
Untuk pilar kewirausahaan, kelurahan ini pun punya sentra pengolahan tempe menjadi keripik yang renyah dan gurih. Saya sampai gak bosan-bosan mencicipinya hahahaha.
Nah, untuk mendukung pilar lingkungan, Pandean Lamper juga udah kekinian banget dengan bertanam menggunakan media hidroponik dan polybag. Salut banget dengan usaha masyarakat yang didukung oleh Astra mewujudkan sebagai kampung yang punya denyut inspirasi bagi kampung-kampung lainnya.
Dengan begini bukan hanya meminimalisasi pelanggaran lalu lintas, tapi juga menghidupkan kampung dengan berbagai kegiatan aktif. Seru banget ya kalau di kampung saya bisa seperti ini.
Wah, ternyata yang benar kalau jalan kaki harus berlawanan arah dengan kendaraan ya. Berarti selama ini aku salah hihi. Bagus banget kampung ini, Mas. Aku juga pengin! ?
Iya mbak, jalan berlawanan sederhana seperti ini blm byk juga yg tahu. Lbh aman buat pejalan kaki.
Saya juga cukup kaget ada kampung seperti ini. Biasanya kan kampung hijau, kampung wisata, dll.
wahh betul banget tuh, mentang-mentang dalam komplek suka ngasal kalau naik motor. padahal kan kecelakaan mah bisa dimana saja ya.
kampung ini jadi menerapkan peraturan yang bagus nih buat meminimalisir kecelakaan, terutama di areal mereka. mudah-mudahan kebiasaannya kebawa sama warganya hingga kemanapun ya. Biar bisa jadi contoh yang baik buat yang lainnya.
bener banget mbak. kampung ini akhirnya mmg jadi role model buat kampung tematik serupa. Langkah ini penting banget karena pengguna sepeda motor tiap tahunnya makin meningkat.
Waah dekat nih lokasinya sama rumah. Jadi pengen liat2 ke sana.
wah,,, dikomen blogger kondang…
monggo mbak ke Pandean Lamper, ada sentra keripik tempe murah juga, 1 kantong cuma 5 ribuan.