Review Blogger – Salah satu tempat kuliner langganan saya di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten adalah Martabak Top Bandung Mas Darman. Dulu awalnya pedagang martabak ini berjualan dipinggir jalan sebelum masuk perumahan Griya Jakarta, Pamulang. Setiap kesini pasti selalu ngantri. Entah itu hari biasa apalagi hari libur saat weekend.
Dulu sih waktu masih dipinggir jalan, brandnya extra butter Wysman. Sekarang setelah pindah berjualan di rumah langsung rebranding dengan nama mas Darman. Unik juga. Akhirnya sang pemilik bisa narsis dan memudahkan juga buat pembeli untuk mengenali martabak yang mana. Meskipun yang di emperan masih berjualan, ini bisa dibilang cabang kedua. Padahal jaraknya cuma 50 meter aja.
Baca juga: Tukang Bubur Yang Selalu Mengaji Saat Menunggu Pembeli
Salah satu kisah sukses pedagang martabak yang saya saksikan sendiri. Tapi kalau dilihat dari frekuensi dan kuantitas pembeli sih udah gak heran lagi kalau martabak top ini mendulang sukses. Gimana gak sukses kalau tiap beli aja selalu ngantri. Ngantrinya kadang bukan 5 atau 10 menit aja. Bisa lebih malah hahahaha.
Sekarang mas Darman bisa berjualan lebih santai di rumah barunya. Pas iseng saya cek di situs jual beli rumah online. Ternyata kisaran harga rumah di Griya Jakarta, Pamulang ini sudah diatas 500 jutaan. Padahal itu tipe yang kecil. Sedangkan yang ditempati mas Darman ini memiliki halaman yang cukup luas karena digunakan sebagai lahan parkir pelanggan sekaligus warung Martabaknya.
Karyawan yang membantunya di sini ada sekitar empat orang. Dua orang sepertinya ditugaskan untuk melayani konsumen yang memesan martabak manis. Sedangkan dua orang lagi sepertinya menangani khusus pembeli martabak telor. Sedangkan mas Darman kadang hanya membantu saja.
Setiap pesanan yang datang selalu dicatat agar tidak tertukar. Triknya membeli martabak disini adalah pesan dulu baru tinggalkan untuk membeli atau melakukan kegiatan lain. Setelah 30 menit baru balik lagi untuk mengambil pesanan. Begitu sih yang biasa saya lakukan. Kalau nunggu telalu lama di lokasi bisa bete juga liat antrian yang makin mengular hahaha.
Karena posisinya berada di dalam perumahan. Antrian pembeli martabak top mas Darman tidak seramai di warung depan. Apalagi di warung mas Darman ini disediakan tempat duduk yang nyaman. Sesekali terdengar sayup-sayup musik dari tetangga sebelah yang juga membuka usaha restoran kecil-kecilan.
Martabak Top Bandung mas Darman ini jika ditelisik memang sedikit istimewa. Favorit saya adalah martabak manis keju. Nah, istimewanya adalah kejunya berlimpah. Lalu ada butternya yang juicy banget saat dinikmati hangat-hangat. Tidak terlalu banyak, komposisinya pas sekali. Apalagi ukuran dan tingkat ketebalannya tidak diragukan lagi. Lumayan juga sih harganya, terakhir beli 1 porsi martabak keju dibandrol dengan harga Rp 25 ribu.
Bayangkan saja berapa omzet yang bisa diperolah dalam sehari. Jika mas Darman buka dari sore hari pukul 17.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB katakanlah paling sedikit ada 50 pembeli. Dia sudah mengantongi Rp 1.250 ribu perhari. Dan saya yakin sih pembelinya lebih dari itu. Wajar jika pada akhirnya rumah yang kini ditempati saya taksir harganya bisa mencapai 1 M.
Selain martabak manis yang paling laris, martabak telurnya juga tak kalah enak. Tapi selera saya kurang pas dengan martabak telur mas Darman yang terlalu banyak menggunakan daun bawang. Tapi sebetulnya bisa request sih berapa banyak daun bawang yang ingin dicampurkan dengan adonan daging giling yang menggiurkan.
Baca juga: Nasi Uduk Paling Laris dan Enak di Pondok Benda Pamulang
Saat martabak disiapkan dan dimasak. Kita bisa melihat proses para ‘koki’ menyiapkan pesanan kita. Satu martabak manis bisa diselesaikan dalam waktu antara 5 hingga 7 menit. Sedangkan martabak telur prosesnya sedikit lebih lama karena harus digoreng dengan api kecil agar martabak telur tidak terlalu gosong namun tetap renyah dan kriuk untuk bagian kulit luarnya.
Yap, melihat kesuksesan mas Darman siapa sih karyawan yang tak iri ahahaha. Iya sih, semua tidak mudah digapai. Namanya impian harus diperjuangkan. Mudah-mudahan kisah sukses mas Darman ini bisa nular ke kita-kita yah. Yuk lah kita berusaha sekuat tenaga demi rumah 1 M hehehehe.
mantap gan, inspiratif bangettt, boleh dong dtraktir, hehe
boleh, kapan mau main ke sini? Tak traktir nanti satu loyang. Tapi harus habis ya :p
Perumahan dengan harga 1M kalau tempatnya strategis, akan cepat balik modal 😀
iya bener banget, sehari omzetnya ini bisa lebih dari harga kambing kayaknya hahaha
Karena sesuatu yang besar tidak pernah lepas dari akumulasi bagian-bagian kecil, begitu juga dalam perjalanan sebuah usaha.. Semoga tambah besar omzetnya ya pak,, kelak jika ke bandung, bisa saya coba mampir ^_^
wah ini bukan di Bandung. cuma namanya aja martabak Top Bandung. Kayaknya usaha aqiqah juga menjanjikan yah. Udah berapa nih omzetnya perbulan? Jangan2 udah seharga rumah baru ukuran 36 hehehe. Amin yah
Martabak, martabak,,,, enak uy,,,
Wah keren ya mas, sukses banget dari jualan di emperan terus pindah ke tanah yang harganya 500 jutaan lebih,,,, Itu mungkin sambil jualan sambil do’a mas, suatu saat saya bisa nieh beli tempat seperti ini,,, lihat aja 10 atau 20 tahun yang akan datang,,,, hmmm sekarang sukses ya mas, kayaknya pedagangnya sabar banget mas 🙂 ,,, enak pula, duh jadi ingin 🙂
bener, jualan itu harus fokus, komit dan konsisten. berat lah untuk sukses seperti ini. tp klo diiringi doa dan usaha insya allah pasti ada jalannya.
Martabaknya mauuu
btw fotonya keren..
sekeren yg moto #modusmintaditraktirmartabak #halah
hayu kapan, krmn udah cobain pisgor kan. klo mau martabak ini harus sore ato malem. klo siang blm buka.
Hai mas darmawan … Sayang kamu jauh hehehe.
Kalo gw demen nya beli martabak telor di pecenongan 🙂
martabak telor apa martabak manis kak cum? klo disini yg paling endes martabak keju