Sebelum ada XL GO IZI, saya suka persiapan beli sim card Malaysia saat tiba di Bandara. Belakangan justru ada yang lebih mudah lagi dengan penyewaan Mifi atau Modem WiFi dari tanah air.
Waktu itu saya berangkat ke Malaysia melalui Johor Bahru dan pulang dari Singapura. Karena berada di dua negara yang berbeda, tentu saya cari yang lebih murah dengan menyewa MiFi, daripada harus repot beli SIM Card Malaysia dan beli lagi SIM Card Singapura.
Cuma repotnya sewa MiFi, saya harus janjian dengan pihak penyewa di Bandara. Setelah itu saya harus mengembalikan lagi MiFi yang saya pinjam setelah pulang dari Malaysia dan Singapura. Repot juga kan meskipun sebetulnya bisa menggunakan jasa kurir?
MiFi XL GO IZI Enggak Ribet
Beruntung saya bisa mencoba langsung MiFi XL GO IZI yang bisa digunakan di 10 negara termasuk Malaysia dan Singapura tanpa syarat dan setting yang ribet.
Hanya dengan Rp 479 ribu aja, saya udah bisa pakai MiFi ini di Malaysia dan Singapura tanpa harus repot registrasi di negara tujuan. Apalagi udah dapat bonus kuota 20GB dengan masa aktif sampai dengan 180 hari. Enaknya ya modemnya tetap bisa digunakan di Indonesia.
Selama kuota utamanya tetap ada, masih tetap bisa digunakan asalkan masa aktif berlakunya belum habis. Kalau udah habis gimana?
Tenang aja, isi ulang kuotanya terjangkau banget kok. Untuk 10 GB cuma Rp50 ribu aja. Beneran bisa dipake lagi di 10 negara tanpa registrasi atau setting-setting ribet.
Tinggal ON-OFF aja saat sampai di negara tujuan. Asal, kartu XL MiFinya sudah teregistrasi atas nama kamu sendiri. Ya, syarat sekarang kan supaya SIM Card bisa aktif kamu harus input data NIK dan No KK. Simple kan?
Hari Pertama Mencoba XL GO IZI di Malaysia
Setelah aktivasi di tanah air, cus MiFi langsung dibawa ke Malaysia. Kebetulan nih saya bareng dengan rombongan Media Gathering XL Axiata Jabodetabek ke Malaysia dan Singapura selama 3 hari 2 malam dari tanggal 29-31 Oktober 2018.
Setelah landing di Kuala Lumpur, saya langsung mengaktifkan MiFi XL GO IZI yang saya bawa. Karena ada 20 orang lain yang bawa MiFi yang sama, jadi pasti beda-beda dong pengalamannya.
Saya sendiri awal-awal memang agak kesulitan, tepatnya sih nggak sabar hahaha. Soalnya yang lain udah pada bisa connect, saya kok belum hahaha.
Ternyata hanya butuh kesabaran aja kok. Jadi, sinyal XL GO IZI itu ada tiga indikator warna. Kalau warna MERAH artinya tidak ada sinyal. Kalau warna HIJAU, ada sinyal tapi lemah. Nah, kalau warna BIRU, itu yang terkoneksi langsung dengan jaringan 4G LTE.
Bye Sim Card Malaysia
Kesan pertama pakai MiFi XL GO IZI di Malaysia happy banget lah. Pas aktif Whatsapp saya langsung penuh, terutama keluarga yang menanyakan kabar.
Sadly, saat itu memang penerbangan kami cuma selisih 60 menit aja dengan Lion Air PK-LQP dalam penerbangan JT-610 dari Jakarta ke Pangkal Pinang. Pesawat naas tersebut tak pernah tiba di Pangkal Pinang dan diketahui jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat setelah sekitar 7 menit mengudara.
Alhamdulilah, puji syukur penerbangan kami lancar hingga tiba dengan selamat di Kuala Lumpur. Keluarga yang khawatir pun bisa tenang setelah saya mengabari mereka. Saya berdoa semoga keluarga korban bisa diberikan kekuatan mendapatkan cobaan dan musibah.
Mengunjungi Pedesaan Ala Eropa di Malaysia
Malaysia juga sangat menarik sebagai negara serumpun. Tidak berbeda jauh dengan Indonesia, negeri jiran ini juga dikenal sebagai negara dengan multi etnis atau sebutan mereka berbilang kaum.
Kalau baca di laporan Tirto, etnis di Malaysia didominasi oleh etnis Melayu 67,4%, etnis Cina 24,6%, dan India 7,3% menurut sensus tahun 2016.
Makanya jangan heran kalau di Malaysia ketemu banyak etnis Cina dan India. Bahkan tempat ibadat mereka juga sangat mudah ditemukan. Hampir mirip seperti di Singapura juga sih. Cuma etnis Cina di Singapura lebih banyak dibandingkan dengan di Malaysia.
Nah, perjalanan pertama kami adalah mengunjungi sebuah pedesaan mirip dengan sebuah desa di Eropa. Namanya Colmar Tropicale, Bukit Tinggi, Pahang, Malaysia.
Pedesaan ala Prancis yang berada di Berjaya Hills Malaysia ini memang mirip banget dengan pedesaan Alsace di Prancis. Bahkan, salah satu air mancur di tengah Colmar Tropicale merupakan hadiah dari Alsace untuk Malaysia.
Jadi, kalau mau jalan-jalan ke pedesaan Alsace di Prancis, tidak perlu jauh-jauh ya. Karena di Pahang, Malaysia juga ada. Perjalanan darat dari Kuala Lumpur ke Colmar Tropicale kurang lebih sekitar 60 menit.
Kebetulan kami juga mampir dulu sebentar di salah satu resto dekat dengan tempat wisata Batu Caves.
Gimana sinyal XL GO IZI di Colmar Tropicale?
Nah, karena perjalanan darat ternyata cukup banyak melewati jalur yang berbukit, sinyal XL GO IZI saya sempat putus nyambung juga. Tapi, beberapa teman malah lancar aja.
Kuncinya ternyata jangan terlalu sering di restart. Kalau kata Arisman, salah satu blogger yang juga ikut dalam rombongan, MiFi dia selalu ON, jadi gak ada kendala sama sekali saat di Colmar Tropicale sekalipun.
Karena pertama kalinya berkunjung ke Colmar Tropicale, saya memang tidak terlalu banyak update stories di IG maupun di twitter hahahaha. Setelah puas foto-foto kemudian saya mencari mushola. Letaknya ternyata ada di bagian basement dekat dengan tempat parkir.
Waktu itu saya sempat bertanya ke seorang office boy. Ngobrol-ngobrol office boynya ternyata asli orang Sukabumi hahaha.
Colmar Tropicale berada di ketinggian juga. Tapi masih di bawah Genting Highlands. Ketinggian Genting Highlands kira-kira 2,000mdpl. Sementara Colmar Tropicale setengahnya.
Jajal XL GO IZI di Puncak Genting Highlands
Setelah puas foto-foto di Genting Highlands, perjalanan kami menggunakan bus Scania yang kece itu dilanjutkan ke destinasi selanjutnya di Genting Highlands.
Jujur saya juga belum pernah ke Genting Highlands. Tapi, tempat ini sebetulnya mirip dengan The Peak di Hong Kong.
Perbedaannya, di Hong Kong kita harus menggunakan Trem kuno untuk mencapai puncak. Dan jalurnya pun sangat curam banget.
Beda dengan di Genting Highlands, kita naik ke puncak dengan menggunakan cable car atau kereta gantung. Itu Loh, kayak yang ada di Ancol sama di TMII.
Asyiknya lagi, Cable Car Genting Highlands ini diklaim menjadi yang paling modern di dunia. Durasi perjalanan pun paling cepat hanya 10 menit aja dari stasiun pertama ke Awana Skyway.
Oh ya, Genting Highlands ini terdapat sebuah kasino. Dan, inilah satu-satunya kasino di Malaysia yang mendapatkan lisensi dari pemerintah yang sah.
Sosok Penting Genting Highlands
Sejarahnya Genting Highlands juga sangat menarik. Ternyata ada benang merah dengan berlayarnya Laksamana Cheng Ho ke Asia Tenggara termasuk mengunjungi Melaka dan Indonesia.
Mereka yang termasuk dalam rombongan Laksamana Cheng Ho inilah yang menikah dengan perempuan Melayu. Akhirnya mereka disebut dengan Baba dan Nyonya. Sebagian dari Baba dan Nyonya inilah yang juga hijrah ke berbagai sudut di Melayu sampai ke Singapura.
Menurut sejarahnya, orang yang paling berjasa membangun Genting Highlands adalah sosok Lien Gohtong. Dia berasal dari Cina. Padahal dulu pekerjaannya hanya tukang kayu. Tapi, dia punya mimpi untuk membangun resort di puncak bukit. Saat itu idenya banyak ditertawakan orang.
Buah kerja kerasnya menjadi tukang kayu, kemudian akhirnya berhasil menjadi kontraktor besar. Gagasannya yang sejak lama dipendam itulah berhasil diwujudkan dengan membangun hotel di Genting Highlands. Hingga saat ini ada sekitar 6 hotel di Genting.
Kawasan Genting Highlands ini juga mendapatkan dukungan dari pemerintah Malaysia. Sampai-sampai Lien Gotong diminta untuk membangun sebuah kota dengan namanya sendiri. Sekarang kota tersebut dikenal dengan Lein Gohtong Jaya di kawasan Genting Highlands.
Nah, ongkos naik cable car ini termasuk murce alias murah banget. Untuk satu kali naik cuma bayar 7 RM atau sekitar Rp 21 ribuan. Kalau pulang pergi bayar 14 RM.
Di Awana Skyway ini ternyata sebuah pusat perbelanjaan termasuk hotel dan kasino. Cuma, kalau kamu mau masuk kasino harus sudah berusia 21 tahun.
Kawasan Genting Highlands saat kami kunjungi diguyur hujan. Belum lagi dengan kabut yang pekat. Mirip seperti di kawasan Puncak Bogor.
Cuma sensasinya beda banget karena kami bisa melihat kondisi bangunan hotel dan beberapa wahana dari atas ketinggian berada di dalam cable car. Sensasinya berasa banget menembus kabut tebal di tengah hujan di dalam cable car.
Selama menggunakan XL GO IZI di Genting Highlands justru enggak ada masalah yang berarti. Saya bisa update stories dengan mudah. Lancar jaya. Jadi, percaya kan kalau saya enggak pake sim card Malaysia setelah pakai XL GO IZI?
Setelah puas keliling Awana Skyway dan naik Cable Car, kami pun langsung meluncur ke Resto Merah. Satu-satunya resto halal di kawasan Genting Highlands.
Nah, perjalanan ke Genting Highlands menjadi penutup hari pertama Explore Malaysia dan Singapura bareng Media dan Blogger menjajal MiFi XL GO IZI.
Masih ada dua hari lagi guys,,, simak terus cerita selanjutnya yaa….
Mantab yah bang, smg qt dipertemukan lagi di perjalanan berikutnya yah bang
Haha siap Joe,,,
Bulan lalu, saya dan keluarga besar baru aja pulang dari Malaysia. 5 hari 4 malam di sana cuma jalan-jalan seputaran KL dan Bukit Bintang hihihi. Padahal Genting dan Colmare ini tadinya mau saya kunjungi juga. Mungkin kapan-kapan deh kalau ke Malaysia lagi 😀
wah mayan juga ya sampe 5 hari,, share dong itin sama budgetnya, siapa tahu bisa jjs lagi sama keluarga ke Malaysia
Senangnya bisa menjadi bagian keseruan sekaligus membuktikan layanan XL Go Izi.
“… jadi kuncinya, agar sinyal kunceeeng, hindarkan me-restart modem XL Go Izi ya. Note lah!”
Ditunggu kisah selanjutnya, Bang Dzul ^^
iya mbak, krn yg bawa banyak jadi kita bisa tau semua kendalanya apa aja. rata-rata yang tidak terkendala ternyata tetap dinyalakan aja sejak di bandara sampai ke tujuan tempat wisata. asal siap power bank aja buat cadangan klo mifinya mulai kehabisan daya.