5 cm The Movie : Bagaimana Mewujudkan Sebuah Mimpi

image
5 cm the movie

5 cm adalah jarak yang cukup dekat. Apalagi jika berada di depan kening kita. Tentu kita akan selalu ingat dengan apa yang ada dihadapan kita persis. Itulah mungkin yang ingin disampaikan dari film 5 cm. Kita tak perlu ragu untuk menempatkan mimpi kita tepat 5 cm dihadapan kita, tepat didepan kening kita sendiri.
Berbagai cara dilakukan dalam mewujudkan cita-cita. Meletakkan mimpi di depan kening hampir tidak terpikirkan sebelumnya. Terkadang ingatan manusia itu pendek dan lemah. Maka rasanya hanya sedikit orang yang bisa melakukannya. Dan mereka adalah Genta (Fedi Nuril), Riani (Pevita), Zarfan (Herjunot Ali), Ian (Igor Saykoji) dan Arial (Denny Sumargono).

Cerita lima orang kawan dengan karakter yang unik. Zarfan bak seorang pujangga hingga menempatkan sebuah papan tulis besar di salah satu dinding kamarnya, Ian dengan hobbinya bermain game sampai-sampai membuatnya tertinggal menggarap skripsi, Riani yang menawan namun hanya suka kuah indomi, Arial yang atletis namun penakut meski hanya untuk berkenalan dengan seorang gadis dan yang terakhir Genta yang memukau dengan sorot matanya yang berbinar seperti menyimpan sejuta impian dan rahasia.

Ya, mereka dipersatukan disebuah kampus bernama Universitas Indonesia. Mereka berkawan, berteman, dan bersahabat. Sampai-sampai nomor polisi mobil pun B 5 AJ yang artinya Berlima Aja.

Bersama-sama selama sepuluh tahun tentu saja bisa membosankan. Itulah yang sempat dirasakan Ian. Hingga kemudian diungkit kembali oleh Genta. Akhirnya Genta berinisiatif agar lima sekawan ini tidak bertemu selama tiga bulan.

Apa yang mereka lakukan selama tiga bulan? Banyak hal yang bisa mereka lakukan tanpa terganggu oleh kawan. Yap, kita perlu ‘pause’ untuk mengejar impian. Kita kadang perlu mengedepankan ego demi sebuah kesuksesan.

Cerita yang diadopsi dari sebuah novel dengan judul yang sama 5 cm memang sederhana namun memiliki makna yang dalam. Bahkan setelah menontonnya saya yakin banyak anak muda yang semakin bangga dengan keindahan alam Indonesia. Dan salah satunya adalah saya yang menyesal kenapa dulu tidak masuk anggota pencinta alam sehingga bisa keliling gunung dan menikmati keindahan alam Indonesia.

Rizal Mantovani berhasil memvisualisasikan keindahan Mahameru, Semeru dan danau yang berada di kaki gunung. Pepohonan, abu vulkanik bahkan angle close up membantu penonton semakin dekat dan lekat menerima para pemeran di film tersebut.

Sejak awal 5 cm sudah menyuguhkan kelucuan-kelucuan dan polah tingkah pemerannya yang abstrak. Tak pernah terpikir zaman seperti ini masih ada Zarfan yang begitu puitis dan narsis. Semuanya diluar nalar orang awam. Tidak mungkin ada makhluk cantik, Riani, yang doyan kuah indomi. Belum lagi teman-temannya yang lain. Masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

Dari cerita itulah semua dibangun menjadi perjalanan mengejar impian. Dalam perjalanannya tentu ada cinta yang tumbuh, ada kebersamaan yang tak lekang oleh apapun, semuanya hanya mempunyai saru mimpi yakni menapaki puncak gunung Mahameru, Semeru.

Angle yang diambil mengingatkan pada film Lord of the Ring dan The Hobbit yang menyuguhkan keindahan alam Skandinavia. Keindahan Mahameru dipotret melalui kamera yang terbang layaknya seekor elang. Indah dan menawan. Jarang ada film Indonesia yang mengambil angle setinggi itu.

Cinta yang disajikanpun tak terduga. Bahkan turning pointnya sungguh apik dan cantik. Semua diramu dalam sebuah film dengan judul sederhana, 5 cm.

Meski terkadang ada beberapa hal yang tak logis. Bagaimana mungkin 5 anak mami bisa mendaki gunung tanpa persiapan fisik dan mental untuk mendaki gunung. Menjadi pecinta alam bahkan untuk mendaki gunung bukan perkara yang mudah. Mungkin hal ini luput difilmkan. Karena saya memang belum membaca novelnya. Tapi saya merasa puas dengan film ini sehingga ingin mencicipi novelnya segera.

Memang ada adegan yang hanya patut ditonton oleh remaja cukup umur meskipun sejatinya hal tersebut dibalut dengan kekonyolan Zarfan.

Saya pun hampir menangis saat melihat Riani dan Zarfan menangis ketika melihat Ian yang terkapar. Entah apakah benar Genta melakukan nafas buatan pada Ian. Ah ini kan hanya sebuah film.

Film ini boleh dibilang sebagai film yang lengkap. Ada nuansa persahabatan, cinta dan menggapai cita-cita. Buat pocong mania siap-siaplah kecewa hehehehe.

Salam KOMIK, Kompasianers 🙂 

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.