Cafe Madtari, Pelopor Warmindo di Bandung

Jauh sebelum ada warunk Upnormal, saya sudah mengenal Cafe Madtari Bandung. Malahan istri saya sudah mengenal lebih awal. Saat itu masih warung ini masih berlokasi di dekat Bank BCA Dago.

Nah, sekarang Cafe Madtari ini sudah lama pindah ke tempat yang lebih permanen. Lokasinya berada di Jalan Ranggagading, Taman Sari. Kalau dari Super Indo Dago sih cuma tinggal jalan kaki aja nyebrang ke arah UNISBA.

Cafe Madtari, Warmindo Legendaris di Kota Bandung

Sayangnya Cafe Madtari ini sekarang seperti ditinggalkan pelanggan. Apalagi sudah cukup masif beberapa cafe modern yang sama-sama menyediakan Indomie dan Roti Bakar. Bahkan Menunya pun lebih kreatif dan inovatif, soal harga pun sebelas dua belas dengan Cafe Madtari.

Ya, jujur aja kalau disuruh memilih pasti rata-rata ingin mendapatkan suasana modern dengan konsep industrial. Tempatnya nyaman dari asap rokok karena ruangannya dibedakan.

cafe madtari bandung

Tapi, bagi sebagian warga Bandung, tentu tetap saja keberadaan Cafe Madtari ini agak sulit untuk terpisahkan. Di saat sepi jelang Tahun Baru 2019 kemarin saja, Cafe Madtari ini masih cukup ramai dikunjungi. Meski tak terlalu ramai seperti kunjungan saya beberapa tahun sebelumnya.

Dari Cafe inilah saya mengenal roti bakar keju susu dengan keju yang melimpah. Belakangan justru ide dan konsep Warmindo Cafe Madtari ini disontek banyak Warmindo dan Cafe lain dengan cara yang lebih kreatif.

Apapun alasannya, Cafe Madtari sepertinya sudah harus berinovasi jika tidak mau ditinggalkan pelanggan. Menunya juga wajib ada perubahan minimal ya setiap enam bulan sekali mengeluarkan menu baru dengan sedikit ubahan tanpa mengurangi selera pasar.

Tentu saya berharap Cafe Madtari Bandung ini tidak jalan di tempat saja. Meskipun ada menu baru seperti nasi goreng dan bakso, tapi soal tampilan jauh lebih keren Warung Upnormal.

Jujur, Warung Upnormal seperti antitesis dari Cafe Warmindo. Dunia sekarang berubah makin pesat, jangan sampai Cafe Warmindo seperti Cafe Madtari ini akhirnya gulung tikar juga karena terlambat mengantisipasi keinginan dan kebutuhan pasar.

42 pemikiran pada “Cafe Madtari, Pelopor Warmindo di Bandung”

  1. Saya pribadi sih lebih senang nongkrong di warmindo tradisional. Suasannya lebih terbuka dan pelayanannya juga lebih ramah sih. bisa minta macam-macam tanpa dijutekin, malahan dibecandain.
    Cafe Madtari ini pelopor warmindo di Bandung ya. mudah-mudahan bisa terus hadir dan saya bisa kesana nanti suatu saat nanti.
    Inovasi menu baru? boleh lah sesekali, tapi yang lama tetap dipertahankan lah ya.

    Balas
    • warmindo tradisional ini cuma masalah kapasitas aja sih, klo di madtari atau di warunk upnormal kapasitasnya memang jadi salah satu faktor utama juga, luas dan bisa muat satu rombongan besar.

  2. Kalau harganya memmang hanya sebelas dua belas dengan berbagai cafe lain, gak heran juga kalau pengunjungnya mulai berkurang. Apalagi sekarang yang dicari gak hanya rasa, tetapi juga suasana dan makanan yang instagramable. Semoga segera ada perubahan. Sayang juga kaau udah lama ada, kemudian harus tutup karena kalah bersaing

    Balas
    • Yup, namanya juga warmindo. Selera anak muda zaman now gak jauh-jauh dari micin mania hahaha. Klo ada tempat selfie dan instagramable jadi poin plus. Apalagi kalau hits dan kekinian di kalangan mereka. Eh tapi Sevel aja tutup sih ya, soalnya cuma banyak nongkrong doang tapi enggak jajan hahahaha

  3. Waaah roti bakarnya kejunya melimpah bangeet. Menggoda…kalau anak-anakku suka bangewwt nih. Emang harus tetap berinovasi terus ya biar gak ketinggalan dengan warung senada yang lebih modern.

    Balas
    • Tempatnya sekarang jadi rada spooky gitu hahaha, mungkin efek banyak lampu yang dimatikan, klo lagi ramai bagian dalam juga terang. Sayang nih dari dulu gini-gini aja seperti enggan untuk berubah dan berinovasi. atau mungkin mereka sedang dalam zona nyaman.

  4. Ceritanya main ke Madtari, nostalgia ya Mas Dzul. Emang sih di Bandung cafe-cafe bertumbuhan seperti jamur di musim hujan. Jadi pelanggan jadi punya banyak pilihan

    Balas
  5. Merakyat banget ya mas warung warung gini. Jadi ingat dulu waktu masih tinggal di Jogja ada namanya warung BURJO, menu utamanya burjo dan indomie… dan ada minuman serta makanan lain. dimana mana ada dan ini jadi andalan banget buat mahasiswa…. btw itu kejunya melimpah sekaleeeeeee jadi ngilerrr

    Balas

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.