Jalan Jalan Hemat Keliling Bandung

Sejak Ridwan Kamil meresmikan Alun-Alun Bandung, istri saya langsung minta diajak ke Bandung. Pokoknya kayak orang ngidam gitu deh. Walhasil akhirnya selain harus mempersiapkan budget yang cukup juga mencari waktu yang kosong supaya bisa keliling Bandung ke banyak tempat tapi seharian. Biar sisanya istirahat di rumah dan bercengkrama dengan keluarga.

Alun-alun Bandung memang sudah berubah. Dibeberapa tempat sudah tidak terlihat lagi pedagang kaki lima. Dulu banget pasti orang Bandung inget banget yang namanya Palaguna. Nah didepannya itulah Alun-Alun Bandung.

Kini wajah Alun-Alun Bandung memang sudah berubah. Bahkan jadi tempat yang mainstream banget di social media saking hebohnya rumput sintetis Alun Alun Bandung. Apalagi kalau dilihat dari menara Masjid Raya. Pokoknya kayak di luar negeri gitu lah.

Selain itu jaraknya yang dekat banget dengan Gedung Asia Afrika membuat Alun-Alun Bandung menjadi destinasi utama terutama buat yang suka ngumpul bareng. Sekarang rasanya Alun-Alun gak pernah sepi baik pagi, siang maupun malam.

Meskipun Alun-Alun telah berubah kadang tidak diiringi dengan mental manusianya yang gak mau berubah dan menyesuaikan. Masih inget kan kasus Asia Afrika kemarin, banyak sekali fasilitas umum yang rusak dan sampah yang berserakan dimana-mana bekas para turis lokal yang jalan-jalan. Begitu juga dengan Alun-Alun. Coba deh main ke basement bawahnya,,, haduuhhh masih bau pesing.

Sebaiknya memang perubahan fasilitas itu sejalan dengan pembangunan mental manusianya. Supaya keduanya berjalan seiringan. Kok jadi ceramah yah…oke back to laptop. Pokoknya kalau sudah ke pusat kota alias Alun-Alun Bandung udah sah lah menginjak Kota Bandung. Heuheuheu….

 

Nah, dari Alun-Alun ceritanya mau naik Bandros. Tapi ternyata saat itu Bandros sudah tidak mampir lagi di Alun-Alun. Akhirnya kami pun meluncur ke Taman Cilaki, lokasinya dibelakang Gedung Sate.

Sayang yah, saat musim libur biasanya Bandros antri edun banget pokoknya. Bukan cuma orang Jakarta aja yang pengen ngerasain Bandros yang serasa jalan-jalan di London pake bus tingkat merah. Orang Bandung sendiri juga pada doyan naik Bandros. Adik-adik saya yang orang Bandung aja malahan susah banget pengen naik Bandros saking ramenya terutama pas liburan.

Bandros itu kalau di Bandung ada dua. Yang pertama ya Bus Pariwista ini yang kedua adalah makanan tradisional olahan kelapa. Kalau di Jakarta biasanya di tambahin taburan gula putih. Nah, kalau di Bandung biasanya original ajah, tanpa taburan apa apa.

Ya, akhirnya demi membujuk anak saya supaya tidak nangis gara gara gagal naik bandros, akhirnya saya ajakin aja naik kuda tunggang yang banyak wara wiri di taman Cilaki. Kalau mau naik kuda harus pintar nawar. Biasanya bisa kena 15 ribu sampai dengan 20 ribu satu putaran. Sebenernya murahan di Pamulang sih cuma 10 ribu satu keliling hahaha… Yah tapi kan rasanya beda kalau naik kuda tunggang di Bandung. Selain rimbun juga banyak yang bisa dilihat karena di taman Cilaki ini banyak banget pedaang barang bekas tapi berkualitas. Mulai dari Jaket kulit sampai dengan onderdil motor kuno klasik.

Habis keliling-keliling dari Alun-Alun Bandung ke Cilaki, akhirnya saatnya makan siang. Nah, favorit istri saya mah tetep aja baso lagi baso lagi. Mungkin kalau buat orang Bandung mah ini teh terlalu mainstream saking seringnya dateng kesini. Tapi da buat kita yang jauh dari Bandung mah tetep aja Baso Akung mah pilihan kita.

Nah Baso Akung ini kalau gak salah di jalan Lodaya. Pokoknya se Bandung udah tau lah dimana Baso Akung. Asal jangan dateng hari Jumat aja, soalnya Baso Akung tutupnya tiap Jumat. Mungkin nanggung kali ya kalau buka Jumat di selingi Jumatan.

Sebetulnya ada mie baso yang enak juga di daerah Resor Dago Pakar. Cuma waktu itu waktunya gak cukup. Masa makan siang Baso malemnya Baso lagi kan jadinya bisa enek. Yang udah terkenal di Resor Dago Pakar itu Warung Mie Ayam Lela. Tempatnya favorit juga lah kalau buat orang yang doyan ngebaso mah. Tempatnya klasik dan etnik banget deh pokoknya

Nah buat keluarga kecil yang butuh liburan di dalam Kota kayaknya cocok deh bawa City Car kayak Toyota Agya. Meskipun City Car, tapi kabinnya sangat lapang. Toyota itu sangat cerdik mendesain kabinnya. Jadi kesannya emang gak sempit. Untuk ukuran City Car kayaknya Agya punya ruang kabin yang sangat luas. Belum lagi kalau ditambah dengan bagasinya yang lapang.

Sejujurnya Agya bisa juga loh di modifikasi jadi MPV kalau melihat kabinnya yang lega. Tapi karena sudah modelnya City Car kita tunggu aja yah LCGC Agya versi MPV-nya nanti.

Kalau dari segi Eksterior Agya ngak malu maluin deh dibawa jalan ke Mall. Bentuknya sporty dan modern. Apalagi tipe TRD S yang punya garis garis mirip Toyota Fortuner yang macho itu. Dari depan dan belakang Toyota Agya terlihat manis apalagi sudah dilengkapi dengan Velg Racing. Kesannya jadi lebih mewah dan sporty.

Untuk urusan safety, Toyota Agya sudah dilengkapi dengan DUAL SRS Air Bag. Bahkan untuk tipe terrendah pun sudah dilengkapi dengan fitur keamanan ini. Untuk segmen di kelasnya paling aman deh. Air Bag ini bakal ngelindungin pengemudi dan penumpang didepan jika terjadi tabrakan atau benturan.

Bahkan bodynya sudah diperkuat dengan Body Structure Reinforcement. Bodynya bakal ngelindungi penumpang didalamnya. Baik penumpang didepan maupun penumpang dibelakang.

Untuk urusan transmisi bisa memilih manual yang gahar atau memilih transmisi matic untuk melibas kemacetan kota Bandung saat macet akhir pekan. Jangan khawatir dengan tanjakan dan turunan di Bandung yang ekstreem. Dengan kapasitas mesin 1000 cc, 3 Silinder sejajar, 12 katup, DOHC/3 cylinder, 12 Valves, DOHC, AGYA aman diajak naik gunung dan turun gunung.

Masalah bensin jangan khawatir. Mesin irit Toyota udah teruji selama bertahun-tahun. Apalagi kalau bensin tanpa timbalnya. Mesin makin bersih dan mesin pasti akan bekerja lebih sempurna.

Untuk soal gaya, Toyota Agya punya berbagai warna, putih, silver metalic, light blue, gray, black hingga versi anyar Red. Tinggal disesuaikan saja dengan selera orang tua apa anak muda atau keluarga yang baru akan memiliki mobil pertamanya.

Nah, untuk teman perjalanan jalan-jalan keluarga Toyota Agya cocok banget untuk keluarga kecil kayak saya. Selain bentuknya modis, bahan bakarnya juga irit. Pulang pergi Jakarta Bandung gak perlu ngisi bbm sering-sering.

agya
http://www.toyota.astra.co.id/

Jadi, udah gak salah lagi jika Agya dijadikan sebagai pilihan keluarga. Rentang harganya juga tidak terlampau jauh. Kita bisa memilih tipenya berdasarkan kelengkapan fiturnya. Tentu saja yang paling lengkap adalah tipe tertinggi Toyota AGYA TRD S A/T.

Untuk macet jaman sekarang rasanya pilihan transmisi matic lebih bijak. Selain mudah perawatannya juga bisa digunakan oleh semua keluarga terutama para ibu. Jadi para ibu tidak terlalu bergantung lagi sama suaminya. Dengan Toyota Agya Matic kegiatan sehari-hari jadi terbantu.

Salam Hangat

[button color=”green” size=”normal” alignment=”center” rel=”nofollow” openin=”newwindow” url=”https://www.instagram.com/dzulfikaralala/”]Follow IG @DzulfikarAlala[/button]

@DzulfikarAlala

8 thoughts on “Jalan Jalan Hemat Keliling Bandung”

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.