Langkah Kecil Melestarikan Lingkungan dari Ibu Kota

“Eh di mana sih KBA Rawajati itu?” tanya seorang teman.

“Emang ada ya kampung hijau di Jakarta yang katanya berhasil menjadi daerah percontohan penghijauan tingkat nasional?” Tuturnya makin penasaran.

Ternyata bukan dia saja yang penasaran dan belum tahu tentang kampung kecil di daerah Rawajati yang sudah dikenal sebagai kampung yang berhasil mengelola sampah rumah tangga menjadi berharga.

Ditengah-tengah ibu kota yang makin padat serta kemacetan yang tidak bisa dihindari, ternyata masih ada kampung yang bisa menjadi paru-paru kota, bahkan didapuk sebagai kampung yang mendukung program zero waste 2020.

Kampung yang kini dikenal dengan Kampung Berseri Astra Rawajati sejak tahun 2015 ini bahkan sudah mendapatkan apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI sebagai kampung proklim.

Ternyata keberhasilan KBA Rawajati menjadi daerah percontohan pengelolaan lingkungan secara nasional dimotori oleh gerakan ibu-ibu PKK.

Ibu-ibu PKK yang selama ini hanya lekat dengan kegiatan domestik, justru bisa mengubah lingkungan yang tadinya kotor bahkan kesulitan air pada saat musim kemarau, berhasil mengembalikan lingkungan menjadi lebih baik dengan perjuangan yang amat panjang.

KBA Rawajati ini dikelola oleh ibu-ibu PKK saat ini pimpin oleh Ibu Silvi. Sementara pelopornya ibu Ninik Nuryanto tetap memberikan dukungan dan dorongan kepada ibu-ibu lain untuk tetap merawat lingkungan dengan program-program yang selama ini mereka jalankan.

Pengelolaan Lingkungan Mulai dari Rumah

Upaya ibu Ninik tidak seperti membalikkan telapak tangan. Ia gigih berjuang demi kampungnya selama 17 tahun bersama ibu-ibu lainnya memperjuangkan lingkungan rumahnya hingga kini memiliki pohon nan rindang.

Usaha tersebut dimulai dengan langkah kecil memilah sampah rumah tangga. KBA Rawajati memiliki pusat pengelolaan sampah rumah tangga dengan fasilitas dan alat-alat yang lengkap.

Setiap rumah sudah diberikan edukasi bagaimana memilah sampah organic dan sampah non organik. Di setiap rumah bahkan sudah memiliki kantong khusus sampah-sampah kering dan ember untuk sampah basah.

Ember tersebut ternyata berisi sampah basah yang akan menjadi pupuk cair dan bisa digunakan kembali untuk menyuburkan tanaman di sekitar rumah.

Bangunan bank sampah sudah cukup baik dan sangat terawat. Meski dipenuhi dengan sampah-sampah kering, tetapi semua sampah disusun dan dipilah sesuai dengan jenisnya.

Sementara sampah-sampah organik diolah menjadi kompos. Kantong-kantong kompos inilah yang dapat digunakan oleh warga untuk menyuburkan tanamannya atau dijual bebas.

Kondisi tersebut ternyata berawal dari mimpi seorang Ninik Nuryanto memiliki lingkungan yang bersih, asri, hijau, serta dipenuhi dan dikelilingi pepohonan yang memberikan udara segar.

Menariknya, sampah-sampah yang disetorkan melalui bank sampah ini menjadi tabungan bagi warga. Dengan menyetorkan sampah, warga secara langsung mendapatkan dua keuntungan yaitu lingkungan menjadi lebih bersih dan terawat serta keuntungan finansial dari sampah-sampah yang disetorkan.

Apa yang dilakukan oleh warga KBA Rawajati sebenarnya merupakan upaya yang perlu dicontoh oleh daerah lainya. Kita bisa bayangkan bagaimana ribuan ton sampah dari Jakarta selama ini hilir mudik keluar ibu kota bahkan menjadi gunungan sampah yang merugikan banyak orang.

Apotek Hidup Lewat Tanaman Obat dan Budidaya Hidroponik

Selain mengelola sampah, KBA Rawajati juga membudidayakan beberapa tanaman obat. Selain itu, upaya untuk mendapatkan makanan dari halaman sendiri juga dicontohkan lewat tanaman hidroponik.

Dengan begitu, warga bisa memanen sayuran seperti kangkung, sawi, dan beberapa tanaman lain yang dibudidayakan dengan media tanam hidroponik secara sederhana dan perawatan yang mudah.

Beberapa bibit tanaman pun dibagikan untuk ditanam di sekitar rumah warga seperti bibit kelor yang dipercaya ampuh untuk mengobati berbagai macam penyakit.

Malahan beberapa pohon yang ditanam sejak tahun 2001, kini menjadi sumber oksigen dan membantu mengembalikan dan memperbaiki kualitas air tanah. Hal tersebut terbukti setelah diteliti kadar dan kualitas air tanah saat penilaian kampung Proklim oleh KLHK.

Warga juga aktif untuk membuat lubang biopori di sekitar lingkungan rumah mereka. Lubang biopori inilah yang berfungsi menyerap air hujan sehingga bisa dikembalikan ke dalam tanah. Selain itu, bisa menjadi tempat alami untuk dedaunan kering yang akan terfermentasi secara alami menjadi kompos atau media tanam lainnya.

Mengembangkan Usaha Lewat Limbah Rumah Tangga

Sampah-sampah yang disetorkan tidak hanya memiliki nilai secara finansial, tetapi juga mampu diolah menjadi produk-produk fungsional yang memberikan nilai tambah.

Ibu-ibu PKK di KBA Rawajati kerap kali memberikan beberapa pelatihan membuat berbagai hasil karya tangan. Aneka produk yang dihasilkan sangat menarik dan bernilai jual seperti keranjang, kotak tissue, tas, hingga wadah yang bisa digunakan untuk menyimpan barang.

Malahan ada tikar dan taplak meja yang terbuat dari bekas bungkus kopi. Bungkus-bungkus kopi sachet dikumpulkan, dilipat dan dianyam sehingga mampu disusun menjadi sebuah tikar yang menarik dan unik.

Meski produksinya memang cukup lambat karena bahan baku, peminat tikar dari bekas bungkus kopi ini juga cukup tinggi. Tak heran jika hampir setiap tahun, ada saja tikar yang diselesaikan kemudian menjadi pesanan.

Mandiri dan Berdaya Lewat Produk Rumahan

Upaya untuk berdaya dan mandiri tidak hanya dilakukan lewat edukasi tentang sampah saja. Tetapi, setiap RT di KBA Rawajati didorong untuk memiliki produk pangan sendiri.

Hal ini dimulai dari kegiatan warga sendiri. Warga berinisiatif membuat aneka produk makanan yang bisa disajikan untuk memenuhi kebutuhan mereka saat menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seperti arisan, tujuh belasan, hingga kegiatan lain yang mengundang tamu dari luar.

Dari sekian banyak produk yang ada, saya berkunjung ke rumah ibu Mimi yang menjajakan produk rumahan seperti minuman tradisional yang sudah dikemas secara instan.

Minuman-minuman tradisional seperti temulawak, jahe merah, kunyit dan bir pletok bisa kapan saja dinikmati karena sudah dikemas dengan baik.

Selain minuman tradisional, produk pangan lain yang tak kalah enak adalah peyek, keripik dan beberapa makanan lainnya yang kini mulai dijajakan secara online.

Pendidikan Dini, Mewariskan Lingkungan Berseri

Ibu-ibu PKK sadar betul bahwa apa yang dilakukan harus dilanjutkan. Dan salah satu wujudnya adalah dengan mendirikan pusat pendidikan dasar berdekatan dengan bank sampah dan pengelolaan lingkungan.

Hal tersebut secara langsung akan memberikan teladan bagi anak-anak karena mereka bisa melihat secara langsung warga yang menyetorkan sampah, mengolah, dan mengubahnya menjadi lebih bermanfaat.

Selain itu, KBA Rawajati juga rutin mengadakan pemeriksaan kesehatan bagi anak-anak dan juga lansia secara gratis.

Ibu Ninik juga berterima kasih bahwa upayanya mewujudkan lingkungan yang hijau dan asri didukung oleh banyak pihak mulai dari pemerintah DKI Jakarta hingga bimbingan dari Astra dalam menerapkan program yang mengintegrasikan empat nilai program yaitu Lingkungan, Kewirausahaan, Pendidikan, dan Kesehatan.

“Saya berterima kasih kepada Astra karena berkat bantuan Astra, kampung ini berhasil memenuhi syarat sebagai Kampung Proklim. Saya ini gaptek, makanya saya berterima kasih karena dibantu oleh Astra untuk memenuhi semua persyaratan sehingga bisa melampaui nilai yang sudah ditentukan,” kata Ibu Ninik Nuryanto saat bercerita peran Astra dalam upayanya membina warga KBA Rawajati hingga mendapatkan penghargaan prestisius.

Langkah kecil yang dilakukan oleh ibu-ibu di KBA Rawajati semestinya menjadi tanggung jawab kita semua. Sudah saatnya kita berhenti menyalahkan alam dan kerusakan di rimba Kalimantan jika bumi makin panas dan gersang.

Langkah kecil untuk menyelamatkan lingkungan justru bisa dimulai dari rumah kita sendiri. Pergantian tahun baru 2020 dapat menjadi batu loncatan untuk terus menerus memberikan edukasi bagi keluarga terdekat dengan upaya-upaya sederhana dalam menjaga lingkungan.

10 thoughts on “Langkah Kecil Melestarikan Lingkungan dari Ibu Kota”

  1. Akutu kepengen sekali kali ke tempat kek gini, beli barang buatan mereka, ato kasih kontribusi apa gitu utk membantu. Klo ada lagi colek bang

    Reply
  2. Supeer, berawal dari yg kecil menjadi besar, berawal dari rumah, meluas ke sekitar. Di rumah sudah aktif memilah sampah, di wilayah kami pun sedang proses mengaktifkan kembali Bank Sampah. Mari memilah dan mengurangi sampah.

    Reply
  3. keren ya, selalu ada orang-orang yang mau peduli untuk memberikan manfaat bagi orang banyak. BTW tikar anyamannya keren juga ya dari bungkus kopi jadi malah bermotif gitu ya

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.