Romantisme bersemi di the Phoniex Geturbanized Februari

Candle light dinner? Itulah yang selalu ditagih oleh istri saya tiap kali melihat adegan romantis di sebuah iklan atau film. Bukannya tidak mau mengajak makan, tapi suasana romantis seperti itu memang agak sulit direalisasikan jika kita makan di warung Sunda atau warung Jawa dengan konsep lesehan dan makanan yang serba komplit dengan lalapan.

Akhirnya kesempatan itu datang juga setelah Kompasiana merilis acara get urbanized yang di gagas oleh Urbanesia.com. Mungkin acara tersebut adalah acara yang ketiga kalinya saya ikuti. Selain dapat menikmati makanan, saya juga bisa dapat kenalan baru hanya dengan mengikuti acara geturbanized. Nah, karena konsep acara get urbanized kali ini cukup spesial, akhirnya saya memutuskan untuk mengikutinya. Selain karena wajib membawa pasangan, tidak mungkin juga saya mencari pasangan baru di acara tersebut hehe.

50 First Dates in The Phoniex Jalan Wijaya I no 76 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan menjadi tempat yang tidak bisa saya lupakan. Itulah candle light dinner pertama kami bersama 49 pasangan lainnya. Ya, Urbanesia dan Kompasiana mengagas acara ini agar lain dari pada yang lain. Mereka memberikan yang terbaik untuk semua pasangan yang hadir. Mereka ingin semua pasangan yang hadir tidak bisa melupakan keromantisan acara tersebut.

Lokasinya sendiri cukup strategis karena tidak terlalu jauh dari Terminal Blok M. Saat pertama kali masuk The Phoniex kami cukup surprise dengan dekorasinya yang pas. Memasuki sebuah lorong yang sudah ditaburi dengan serpihan-serpihan bunga mawar. Warna merah dan putih membuat suasana mulai romantis. Kemudian kami menuruni anak tangga. Disana sudah ada beberapa pasangan yang sedang melakukan pemotretan.

Wow, pemotretan yang benar-benar dipersiapkan membuat kami berdua menjadi kikuk harus bergaya apa. Saya juga jadi ikutan nerveous karena bingung bagaimana bergaya romantis didepan sebuah piano. Sambil melihat-lihat pasangan lain mematut-matut diri, saya memikirkan gaya yang akan kami tampilkan dalam pemotretan. Menurut Urbanesia, pemotretan ini memang sengaja di persiapkan agar fotonya nanti bisa di cetak dan kami simpan sebagai kenang-kenangan.

Setelah melakukan pemotretan kemudian kami lanjut ke halaman belakang. Suasananya benar-benar teduh karena di kelilingi oleh pepohonan yang rindang. Selain itu sudah ada beberapa lampion dan lampu-lampu yang terlihat menghiasi beberapa sudut halaman.

Sambil menunggu acara dimulai, kami ikut kompetisi foto levitasi yang dibantu oleh komunitas @levitasihore. Senang juga bisa berlevitasi sambil membawa pasangan. Disini juga saya sedikit kikuk karena bingung bagaimana harus berpose ketika meloncat. Karena tidak bakat jadi model akhirnya kami bergaya standar saja. Berpegangan tangan sambil meloncat berhadapan hehehe.

Sempat berkenalan dengan mas Guntur yang juga admin dari @levitasihore. Kemudian saya sedikit pamer foto padanya karena saya pernah bertemu mas Junanto Herdiawan, seorang kompasianer yang pernah berguru langsung pada suhu levitasi di Jepang, Natsumi. Memang dapat ditebak sebelumnya, dia cukup surprise ketika saya tunjukkan foto saya bersama mas Iwan. Mas Iwan selain sangat populer di Kompasiana juga populer di kalangan para penikmat Levitasi.

Akhirnya acarapun dibuka dibuka oleh MC setelah beberapa kali mengalami penundaan karena cuaca yang kurang bersahabat. Kemudian perwakilan dari Kakao pusat (Korea) melakukan presentasi singkat dan memberikan sebuah games menarik. Ada beberapa boneka lucu yang disiapkan oleh Kakao.

Acarapun berlanjut hingga bintang tamu yang ditunggu-tunggu bisa hadir dihadapan 50 pasangan yaitu sebuah grup band yang cukup dikenal Abdul and the Coffee Theory. Saya sendiri mengenal band tersebut karena sering muncul di layar kaca dalam acara-acara talk show. Lagu-lagu Abdul and the Coffee theory membius semua yang hadir.

Sajian pembuka membuat suasana semakin hangat. Kami menikmati mushroom cream soup. Meskipun harus menunggu beberapa saat, untunglah kami merasa tidak terganggu karena semua pasangan terlihat asyik dan larut dalam obrolannya masing-masing. Saya memang tercenung disitu. Mengapa pasangan yang belum menikah kok bisa lebih romantis yaa hahahaha? Entahlah, mungkin itu teguran juga buat mereka yang sudah menikah. Tanya kenapa?

Dan inilah yang membuat para wanita terkejut-kejut. Semua pria menyanyikan lagu Just The Way You Are nya Bruno Mars. Urbanesia ‘berkomplot’ dengan para pria untuk membuat kejutan yang tidak terlupakan. Istri saya pun mengaku surpeise karena saya menyanyi meskipun harus melihat contekannya. Beberapa diantara kami memang tidak hafal lirik lagunya sehingga harus beberapa kali melihat contekannya sambil menyanyi. Kemudian kami memberikan bunga yang sudah pula dipersiapkan oleh Urbanesia.

Kejutan lain ternyata tidak sampai disitu saja. Ada salah satu pasangan yang melamar pasangannya on the spot. Langsung dihadapan 49 pasangan lainnya. So sweet memang. Ini yang membuat para wanita iri karena ingin merasakan hal yang so romantic like that. Diiringi lagu-lagu romantis yang dibawakan oleh Abdul and the coffee theory kemudian acara dilanjutkan dengan menikmati hidangan utama dari The Phoniex. Chicken Steak Served with Sautee vegetable, mashed potato and mushroom sauce membuat para wanita larut dengan imajinasinya masing-masing. Sementara para pria memikirkan bagaimana cara-cara yang lebih romantis agar bisa membahagiakan pasangannya.

Tak terasa akhirnya acara pun sampai pada penghujung waktu. Kemudian diumumkanlah pemenang foto levitasi dan pembagian door prize berupa kalung perhiasan dari goldmart. Semua pasangan yang hadir pun mendapat goody bags dari Kakao talk dan voucher tiga ratus ribu rupiah dari goldmart. Lengkap sudah keromantisan yang kami rasakan di the Phoenix. Urbanesia, Kompasiana dan The Phoenix berhasil membuat para wanita berbunga-bunga.

 

Beberapa oleh-oleh kami bawa dengan penuh suka cita. Bahkan foto romantis kami berdua menjadi bahan pembicaran karena dipasang menjadi sebuah avatar. Surprise juga ternyata foto tersebut banyak mengundang komentar yang katanya “romantis banget”.

Salam Hangat

dzulfikaralala.wordpress.com

@dzulfikaralala

Semua foto adalah dokumen pribadi

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.